Menggugat Kemerdekaan: Bebaskah Kita dari Penjajahan Dosa, Korupsi, dan Ketidakadilan?
Radarseluma.disway.id - Menggugat Kemerdekaan: Bebaskah Kita dari Penjajahan Dosa, Korupsi, dan Ketidakadilan?--
Hadits ini mengingatkan bahwa dunia hanyalah ujian. Kekuasaan, jabatan, dan harta bukanlah tanda kemerdekaan sejati, melainkan amanah yang kelak dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
BACA JUGA:Generasi Qur’ani: Pondasi Indonesia Emas di Usia 80 Tahun Kemerdekaan
Penjajahan Dosa: Lebih Kejam daripada Penjajahan Fisik
Jika penjajahan asing merampas tanah dan kebebasan fisik, maka penjajahan dosa merampas kehormatan, akal sehat, dan hati nurani. Korupsi misalnya, bukan sekadar tindak pidana, tetapi juga bentuk pengkhianatan terhadap bangsa dan dosa besar di hadapan Allah.
Allah SWT berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْخَائِنِينَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.” (QS. Al-Anfāl: 58)
Korupsi adalah pengkhianatan: kepada Allah, kepada rakyat, dan kepada amanah kemerdekaan. Para koruptor adalah penjajah dalam negeri, yang menindas rakyat dengan cara menguras harta negara untuk kepentingan pribadi.
Kemewahan Pejabat vs Kemiskinan Rakyat
Di negeri ini, kontras yang menyakitkan begitu jelas terlihat. Di satu sisi, rakyat kecil rela antre beras murah, hidup dalam rumah yang reyot, dan bekerja tanpa jaminan. Di sisi lain, ada pejabat yang bergelimang kemewahan, bepergian dengan jet pribadi, dan berpesta dengan harta hasil korupsi.
Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Artinya: “Tidaklah seorang hamba yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin rakyat lalu ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah haramkan surga baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini jelas memperingatkan bahwa pemimpin yang menyia-nyiakan rakyatnya, apalagi merampas hak mereka, akan diharamkan masuk surga. Kemewahan pejabat di tengah rakyat yang menderita bukanlah tanda kemerdekaan, melainkan bentuk penindasan baru.
BACA JUGA:Islam dan Kemerdekaan Bangsa: Menjaga Keseimbangan Dunia dan Akhirat
Hakikat Kemerdekaan: Taat kepada Allah
Merdeka sejati adalah ketika manusia hanya tunduk kepada Allah. Seorang Muslim tidak boleh menjadi hamba dinar, jabatan, atau hawa nafsu.
Rasulullah SAW bersabda:
Sumber: