Kisah Menggetarkan Sufi Wanita: Dari Budak Menjadi Kekasih Allah, Menghidupkan Keledai yang Telah Mati dalam P
Radarseluma.disway.id - Kisah Menggetarkan Sufi Wanita: Dari Budak Menjadi Kekasih Allah, Menghidupkan Keledai yang Telah Mati dalam Perjalanan Haji"--
Selain dalam Al-Qur'an juga Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Qursi dari Bukhari yang mana berbunyi:
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ... حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ... وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ...
Artinya:
"Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan atasnya... hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya, penglihatannya... dan jika ia meminta kepada-Ku, pasti akan Aku beri..." Hadis Qudsi (HR. Bukhari, No. 6502)
Wanita sufi tersebut adalah cerminan dari hadits ini. Ia telah mencapai derajat kekasih Allah, sehingga doanya dikabulkan secara luar biasa—bahkan bisa menghidupkan kembali makhluk yang telah mati.
Makna dan Pelajaran dari Kisah Ini
1. Kedudukan wanita dalam Islam sangat mulia jika ia bertakwa, meskipun berasal dari status budak. Allah tidak memandang keturunan, jabatan, atau harta.
2. Ketulusan ibadah lebih utama daripada banyaknya ibadah tanpa hati. Wanita ini tidak banyak berbicara, tapi hidupnya penuh dengan ketulusan dan zikir.
3. Karamah wali bukan mitos, namun bentuk kemuliaan dari Allah SWT. Tapi hal ini hanya datang kepada orang-orang yang benar-benar jujur dalam cinta dan pengabdiannya kepada Allah.
4. Tawakkal yang total adalah kunci pertolongan Allah. Saat manusia tak punya lagi daya, namun hatinya penuh keyakinan, di situlah keajaiban turun.
BACA JUGA:Misteri 7 Lapis Langit dan 7 Lapis Bumi dalam Tubuh Manusia: Antara Wahyu Ilahi dan Rahasia Ciptaan
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Kisah wanita sufi yang menghidupkan keledainya dalam perjalanan haji adalah kisah nyata spiritualitas tinggi dalam Islam. Ia bukan sekadar cerita penuh keajaiban, tetapi pelajaran besar bahwa derajat manusia di sisi Allah bukan diukur dari status sosial, melainkan dari ketakwaan, tawakkal, dan cinta yang tulus kepada-Nya.
Melalui kisah ini, kita diajak untuk kembali menghayati ajaran-ajaran iman yang murni, serta menyadari bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, termasuk menghidupkan yang mati jika Dia menghendaki.
Semoga kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua agar lebih menghargai kedalaman iman dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita meneladani para sufi dan kekasih Allah dalam kesederhanaan, ketulusan, serta keimanan mereka yang bersih.
"Tidak ada yang mustahil bagi Allah, apalagi jika itu diminta oleh hati yang tulus dan yakin. Maka mintalah dengan yakin, sebagaimana wanita sufi itu meminta keajaiban dan Allah mengabulkannya." (djl)
Sumber: