Meningkatkan Kualitas Shalat dengan Khushu’ di Bulan Dzulqa’dah

Contoh Teladan Kekhusyukan Para Salaf

Para sahabat dan tabiin adalah teladan dalam kekhusyukan. Ali bin Abi Thalib RA pernah berkata yang mana artinya: 

"Demi Allah, aku tidak pernah memikirkan dunia saat shalat. Aku berdiri di hadapan-Nya seakan-akan melihat surga dan neraka di hadapanku."

Begitu pula dengan Uwais al-Qarni yang ketika shalat tubuhnya bergetar dan wajahnya pucat, karena sadar sedang berdiri di hadapan Rabbul ‘Alamin.

Manfaat Khushu’ dalam Shalat

Kekhusyukan bukan hanya berbuah pahala besar, tetapi juga membawa ketenangan jiwa. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Ankabut ayat 45 yang mana berbunyi: 

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
(QS. Al-‘Ankabut: 45)

Shalat yang khushu’ akan membentuk karakter dan perilaku seorang Muslim. Ia akan lebih sadar diri, jujur, dan takut untuk melakukan maksiat, karena merasa selalu diawasi Allah.

BACA JUGA:Berusaha Menjadi Pribadi yang Lebih Baik dalam Menjalani Ibadah

Dari penjelasan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa Shalat adalah tiang agama dan sarana utama seorang hamba untuk berkomunikasi dengan Rabb-nya. Di bulan Dzulqa’dah yang penuh kemuliaan ini, mari kita perbaiki dan tingkatkan kualitas shalat kita, terutama dalam aspek kekhusyukan. Jangan biarkan shalat hanya menjadi rutinitas tanpa ruh. Jadikan ia sebagai penyucian jiwa, penguat iman, dan penenang hati.

Kita memohon kepada Allah SWT agar diberikan hati yang khushu’, jiwa yang tenang, dan shalat yang diterima di sisi-Nya.

اللهم اجعلنا من الخاشعين في صلاتنا، وارزقنا لذة الوقوف بين يديك، ولا تحرمنا أجر المصلين الخاشعين. آمين.

"Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang khushu’ dalam shalatnya, berikanlah kami kenikmatan berdiri di hadapan-Mu, dan jangan Engkau haramkan kami dari pahala orang-orang yang khusyuk dalam shalat. Amin." (djl)

 

Sumber: