Menghidupkan Tradisi Berbagi di Bulan Suci Dzulqa’dah

Menghidupkan Tradisi Berbagi di Bulan Suci Dzulqa’dah

Radarseluma.disway.id - Menghidupkan Tradisi Berbagi di Bulan Suci Dzulqa’dah--

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

Artinya: “Tidak akan berkurang harta karena sedekah.” (HR. Muslim)

Berbagi di bulan Dzulqa’dah bukan hanya sebagai bentuk sosial, tetapi juga sebagai usaha menyucikan jiwa dan memperkuat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim).

BACA JUGA:Meningkatkan Keikhlasan dalam Setiap Amalan

Tradisi Berbagi: Menumbuhkan Kepedulian dan Menyucikan Jiwa

Tradisi berbagi yang dilakukan secara istiqamah dalam bulan-bulan haram, termasuk Dzulqa’dah, merupakan amalan yang mampu menumbuhkan kepedulian, empati, dan kasih sayang di tengah masyarakat. Nilai-nilai berbagi menjadikan seseorang tidak egois dan terhindar dari penyakit hati seperti kikir dan sombong.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat At-taubah ayat 103 yang mana berbunyi: 

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka…” (QS. At-Taubah: 103)

Ayat ini menunjukkan bahwa berbagi atau bersedekah berfungsi sebagai penyucian jiwa. Orang yang rajin berbagi akan lebih ringan hidupnya, bersih hatinya, dan dekat dengan rahmat Allah.

Menghidupkan Kembali Tradisi Berbagi di Era Modern

Di tengah kehidupan modern yang sering kali individualistis, semangat berbagi perlu terus digalakkan. Bulan Dzulqa’dah menjadi momentum yang sangat tepat untuk menghidupkan kembali budaya berbagi, baik secara langsung maupun melalui lembaga sosial dan platform digital. Mulai dari memberi makan tetangga, membagikan sembako kepada fakir miskin, berdonasi untuk yatim piatu, hingga mendukung program-program kemanusiaan yang dikelola oleh lembaga terpercaya.

Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Thabrani dan Hasan yang mana berbunyi: 

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Artinya: “Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Thabrani, Hasan)

Sumber:

Berita Terkait