Meningkatkan Keikhlasan dalam Setiap Amalan

Meningkatkan Keikhlasan dalam Setiap Amalan

Radarseluma.disway.id - Meningkatkan Keikhlasan dalam Setiap Amalan--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Dalam perjalanan hidup seorang Muslim, salah satu aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah keikhlasan dalam beramal. Keikhlasan merupakan landasan utama agar setiap ibadah dan perbuatan baik diterima oleh Allah SWT. Tanpa keikhlasan, amalan bisa jadi sia-sia meskipun secara lahiriah tampak sempurna dan banyak dilakukan. Oleh sebab itu, meningkatkan keikhlasan dalam setiap amalan adalah kunci utama dalam meraih keridhaan Allah dan keberkahan hidup di dunia maupun akhirat.

Keikhlasan bukan hanya soal niat semata, melainkan bagaimana menjaga niat itu tetap murni hanya karena Allah, tanpa tercampur oleh unsur riya, ujub, atau ingin dipuji manusia. Dalam Islam, keikhlasan diartikan sebagai membersihkan niat, menjaga hati dari kotoran-kotoran syubhat, serta beramal hanya untuk mendapatkan wajah Allah semata.

Pengertian dan Pentingnya Keikhlasan

Keikhlasan berasal dari kata ikhlaas yang berarti bersih atau murni. Dalam konteks amalan, keikhlasan adalah mengerjakan sesuatu hanya karena Allah tanpa campur tangan motivasi lain seperti mencari pujian atau keuntungan Duniawi. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang mana berbunyi:

إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى

Artinya: “Sesungguhnya setiap amal tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini sangat mendasar karena menegaskan bahwa nilai suatu amal di sisi Allah sangat bergantung pada niat dan keikhlasan pelakunya. Tanpa niat yang benar, amalan bisa menjadi tidak bermakna di mata Allah.

BACA JUGA:Menghargai Keberkahan Nikmat dengan Berbagi dan Bersedekah

Dalil Al-Qur’an tentang Keikhlasan

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Bayyinah ayat 5 yang berbunyi: 

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Artinya: “Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama, sedang mereka lurus (tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah).” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan utama manusia beribadah adalah muhlishina lillahi ad-din, yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata. Keikhlasan adalah dasar agar ibadah menjadi sah dan diterima.

Dalam Surat Al-An’am ayat 162, Allah juga berfirman yang mana berbunyi: 

Sumber:

Berita Terkait