Dalil dan Pelajaran dari Kisah Ini
1. Syetan Selalu Menghalangi Jalan Kebaikan
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيم
Artinya: “Iblis berkata: Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.” (QS. Al-A’raf: 16)
Syetan sangat membenci siapa pun yang melangkah ke jalan kebaikan, terlebih saat Subuh, waktu di mana manusia masih terlelap dan hanya segelintir yang bangkit untuk Allah.
2. Melangkah ke Masjid Menghapus Dosa
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ، أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلًا فِي الْجَنَّةِ، كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
Artinya: “Barang siapa pergi ke Masjid di pagi atau sore hari, Allah akan menyediakan baginya tempat di Surga setiap kali ia pergi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Khusus di waktu Subuh, perjuangan itu semakin besar, dan ganjarannya juga semakin agung.
3. Istiqamah Menggugurkan Dosa
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَة
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata: ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka istiqamah, maka Malaikat akan turun kepada mereka...” (QS. Fussilat: 30)
Keteguhan pemuda itu dalam meneruskan niat ibadahnya meski terjatuh dua kali, membuktikan betapa istiqamah memiliki kedudukan tinggi dalam Islam.
Hikmah Besar dari Kisah Pemuda Subuh Ini
1. Waktu Subuh adalah Ujian dan Kesempatan
Pemuda tersebut tak hanya diuji oleh kantuk dan gelap, tetapi oleh gangguan setan secara langsung. Namun tekadnya membuatnya menjadi pemenang.
BACA JUGA:Kisah Uwais Al-Qarni: Pemuda Langit yang Tak Dikenal di Bumi
2. Syetan Kalah oleh Niat Tulus
Ketika niat tulus dan tekad bertemu dalam ibadah, bahkan syetan pun menyerah. Hingga iblis pun memilih untuk mengantar, daripada terus rugi karena dosa manusia diampuni.
3. Ibadah Tak Hanya Menyelamatkan Diri Sendiri
Tindakan si pemuda bukan hanya menjadi sebab Allah mengampuni dirinya, tetapi juga keluarganya—bahkan nyaris seluruh kampung.
4. Bangkit Setelah Jatuh adalah Kemenangan