Perilaku masyarakat inilah yang menyebabkan puncak kemarahan komunitas Harimau Sumatera yang mendiami hutan tersebut. Sehari setelah kejadian tersebut, tiba-tiba banyak Harimau masuk ke Petalangan Padang Capo dan membunuh masyarakat di sekitarnya. Harimau tersebut membalas serangan yang dilakukan oleh masyarakat yang membunuh anak-anaknya. Masyarakat petalangan Padang Capo porak poranda, ada yang lari dan ada yang menyembunyikan diri di rumah dan di atas pohon. Kawanan Harimau mengejar terus sampai dapat, menunggu dan mengintai sampai masyarakat keluar dan membunuhnya. Peristiwa ini berlangsung sehari, dua hari, seminggu, sampailah sebulan berlangsung seperti peperangan.
Anehnya juga, ternyata Harimau-Harimau tersebut seolah-olah tahu siapa yang berperilaku tidak baik dan telah membunuh kawanannya. Buktinya, yang dibunuh Harimau adalah kelompok orang yang telah membunuh anaknya saja. Ujang tidak diganggu oleh Harimau-Harimau itu. Bahkan Harimau-Harimau tetap bersahabat dengan Ujang dan teman-temannya yang berperilaku baik pada binatang.
Suatu malam, datanglah kawanan Harimau menyerang petalangan Padang Capo mencari sasarannya. Saat itu ada sebuah rumah yang sedang terjadi pertemuan keluarga. Dalam pertemuan tersebut ada yang dicari oleh Harimau ada juga orang baik yang tidak dicari Harimau. Tiba-tiba Harimau mendobrak pintu belakang rumah “krak”, semua orang terkejut dan merasa takut. Namun karena pintu belakang dikunci dengan tunjang kayu yang besar, belum dapat dibuka oleh Harimau. Merasa belum berhasil, Harimau tersebut mendobrak pintu lagi sebanyak tiga kali “krak, krak, krak”. Karena sering didobrak, pintu rumah sudah hampir terbuka. Pada saat mau mendobrak yang kelima kalinya dan hampir masuk, beberapa kawanan Harimau seolah-olah mengetahui bahwa orang yang ada di rumah tersebut ada orang-orang yang baik juga. Akhirnya Harimau-Harimau tersebut mengurungkan niatnya untuk masuk ke rumah tersebut. Mereka mencari ke rumah yang lain lagi.
BACA JUGA:Demo Tuntut Naik Gaji, 249 Nakes di Manggarai Dipecat Bupati
Tidak hanya malam, siang hari pun banyak Harimau yang menyerang warga di Petalangan Padang Capo. Seperti biasanya pemuda-pemuda Padang Capo bercengkerama dan bermain di sungai setiap pagi dan petang untuk membersihkan badan sebelum dan sesudah beraktivitas. Setelah selesai mandi mereka pun pulang berjalan kaki melewati jalan setapak. Tiba-tiba di tengah perjalanan datanglah kawanan Harimau mengejar untuk menculik pemuda-pemuda tersebut. Saat berangkat ke sungai berjumlah sepuluh orang, pulangnya tinggal berjumlah delapan orang. Anehnya yang hilang tersebut adalah pemuda-pemuda yang ikut membunuh anak Harimau. Pemuda yang baik lainnya tidak diganggu Harimau. Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi.
Petalangan Padang Capo sudah tidak aman lagi, penuh ancaman, dan penuh ketakutan. Setiap hari ada saja orang yang meninggal dibunuh Harimau yang mengamuk. Suasana semakin mencekam, tidak hanya malam, siang hari pun Harimau datang untuk membunuh orang yang telah membunuh anaknya.
Selain terkenal sebagai pemimpin pemuda yang jahat, Kaghut terkenal sebagai pemberani dan jago silat. Walaupun petalangan Padang Capo sudah diserang Harimau, namun Kaghut belum menyadari akan kesalahannya. Kaghut tetap melawan dengan rekannya dan ingin terus menyerang Harimau. Suatu hari, Kaghut kembali berburu untuk membunuh Harimau yang menyerang petalangangnya. Kaghut dan beberapa rekannya membawa beberapa senjata dan perlengkapan berburu. Tiba-tiba Kaghut melihat dua ekor Harimau yang sedang berjalan di hutan dan Kaghut pun bersiap melemparkan tombaknya. Namun ada Harimau yang menyadari bahaya tersebut, ia segera menghindar dan segera berbalik arah untuk menyerang Kaghut. Khagut melawan dengan menyerang Harimau menggunakan senjata pedang dan tombak. Terjadilah pertarungan sengit, serang menyerang dan saling menghindar. Pertempuran berlangsung kurang lebih satu jam. Karena Harimau sangat tangguh, akhirnya Kaghut tidak berdaya dan mampu dikalahkan Harimau dan Ia pun terbunuh dalam peristiwa tersebut. Teman Kaghut ada yang mampu menyelamatkan diri dan ada juga yang bernasib sama dengan ketua gengnya.
Setelah kematian Kaghut, ternyata serangan Harimau ke petalangan Padang Capo meredah. Harimau-Harimau tersebut seolah-olah tahu betul bahwa sasaran utama penyerangan mereka sudah tercapai, yaitu membunuh ketua geng yang berperilaku tidak baik. Walau hampir tidak ada lagi serangan dari Harimau, suasana mencekam dan trauma atas kejadian tersebut tetap ada di petalangan Padang Capo. Masyarakat merasa takut pergi ke kebun dan ke luar rumah. Perasaan sedih dan takut masih menghantui. Sedih karena teman dan keluarga banyak yang menjadi korban keganasan Harimau. Takut kalau-kalau Harimau tersebut kembali menyerang warga.