Ujang dikenal sebagai pemuda yang cerdas. Walaupun belum ada sekolah formal, ia sudah menunjukkan tentang pentingnya menuntut dan mengajarkan ilmu. Setiap selesai magrib di malam hari, Ia belajar ilmu agama di rumah pemuka agama dan setiap sore ia mengajarkan ilmu yang didapat kepada anak-anak dan pemuda Padang Capo secara sukarela. Berkat kerja keras dan kegigihannya, banyak anak-anak dan pemuda yang mengerti dan menjalankan ilmu agama di Padang Capo.
Ujang juga mempunyai jiwa seni. Ia pandai bergaul dan bisa berpantun. Ditambah lagi ia mewarisi bakat kepemimpinan dari ayahnya dan ilmu pengobatan dari kakeknya. Lengkaplah sudah potensi yang dimiliki Ujang, ia disenangi semua kalangan dan usia.
Sementara kakaknya Kaghut berbeda 180 derajat dengan Ujang. Kaghut tumbuh menjadi pemuda yang berjiwa kasar, tidak peduli dengan lingkungan, dan suka membuat kegaduhan di lingkungannya. Kaghut juga suka merusak hutan dan membunuh hewan, tak terkecuali Harimau pun dibunuhnya. Pengaruh lingkungan yang tidak baik mengubah perilaku Kaghut berbeda dengan Ujang.
Ujang dan Pasirah Mustafa sudah sering memperingatkan Kaghut untuk rajin belajar dan beribadah, namun nasehat tersebut tidak pernah diindahkannya. “Nak, pelajarilah ilmu agama dan tinggalkanlah perbuatan yang tidak baik, agar menjadi manusia yang selamat dunia akhirat”, kata Ayahnya. Bukannya mengikuti nasehat tersebut, tapi Kaghut menjawab, ” Tak usahlah ayah mengatur orang, aku bisa menyelamatkan diri sendiri”. Nasehat orang tua dianggap angin lalu saja, tidak pernah dihiraukan.
Karena badannya yang besar dan gagah, Kaghut menjadi ketua geng kelompok pemuda yang suka merusak dan berkelahi di lingkungannya. Untuk melengkapi kehebatannya sebagai ketua geng, Kaghut mempelajari ilmu bela diri. Kaghut bahkan sering berguru dengan dukun-dukun yang memegang ilmu hitam. Jadilah Kaghut pemuda yang merasa hebat sendiri ditambah lagi dengan dukungan pemuda-pemuda di gengnya. Setiap hari kerjanya membuat keributan dan mengganggu orang lain. Semakin jauhlah kehidupan Kaghut dari nilai-nilai agama.
BACA JUGA:Lepas Jilbab, Rambut Zara Anak Ridwan Kamil Pirang! Cuek Saja
Petalangan Padang Capo terdiri dari masyarakat yang beraneka ragam tingkah laku. Masyarakat di Petalangan ini semakin ramai, hingga bermacam tingkah laku muncul di sana, ada yang berperilaku baik seperti Ujang dan ada juga yang berperilaku tidak baik seperti Kaghut.
Masyarakat yang berperilaku tidak baik adalah masyarakat yang tidak jelas tujuan hidupnya, yang hanya bermalas-malasan dan jauh dari nilai-nilai agama. Karena perilaku yang jelek dan tidak saling menghormati, sering terjadi perkelahian antar individu dan kelompok keluarga. Akibatnya tidak jarang sampai berdarah-darah dan berujung kematian. Perkelahian, saling menghina, dan perampokan menjadi pemandangan setiap hari pada masyarakat kelompok ini.