Rombongan terus melakukan perjalanan hingga tiba di Sumatera Selatan tepatnya di Kabupaten Musi Rawas. Sama seperti sebelumnya, setelah menginap beberapa malam selanjutnya ada keluarga yang memilih untuk menetap di Musi Rawas. "Di Musi Rawas ada satu keluarga juga yang ditinggalkan oleh rombongan ini untuk menetap. Ada banyak tempat yang disinggahi. Termasuk juga di daerah Padang Sawah Lunto. Itu sekitar tahun 1889," sambungnya.
Setelah banyak tempat yang disinggahi, selanjutnya rombongan yang berada di daerah Kikim Kabupaten Lahat melanjutkan perjalanan ke Pagar Gading di Kecamatan Pino, Kabupaten Bengkulu Selatan.
Karena sudah menempuh perjalanan yang jauh. Dan persedian makanan yang dibawa mulai menipis Sibaka dan Sibeki selanjutnya memutuskan untuk menetap sementara di Pagar Gading.
Setelah kondisi anaknya mulai membaik akibat sakit.
Dan setelah bahan makanan cukup. Sibaka dan Sibeki kembali melanjutkan perjalanan. Dan pada akhirnya tibalah di daerah Kelurahan Masmambang.
"Kemudian kembali melanjutkan perjalanan, dan tibalah di Masmambang. Tempat pertama tapak kakinya itu di Pama Rambutan. Dekat dengan SMA Muhammadiyah. Keluarga Sibaka dan Sibeki menetap di sana. Karena dirasa tempat itu jauh dari sungai atau air maka keluarga ini memutuskan pindah ke daerah Tanjung Agung," tuturnya.