Jangan Lebih Buruk dari Anjing: Renungan Tentang Shalat, Dzikir, dan Kemuliaan Manusia
Kamis 02-10-2025,11:00 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - Jangan Lebih Buruk dari Anjing: Renungan Tentang Shalat, Dzikir, dan Kemuliaan Manusia--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Pernahkah kita merenung ketika mendengar anjing menggonggong di tengah malam? Sebagian orang mengatakan bahwa anjing menggonggong karena melihat sesuatu yang gaib, bahkan syaitan. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW:
إِذَا سَمِعْتُمْ نُبَاحَ الْكِلَابِ وَنَهِيقَ الْحَمِيرِ بِاللَّيْلِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ، فَإِنَّهَا تَرَى مَا لَا تَرَوْنَ
Artinya: "Apabila kalian mendengar anjing menggonggong dan keledai meringkik di malam hari, maka berlindunglah kepada Allah, karena sesungguhnya mereka melihat apa yang tidak kalian lihat." (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Bukhari dalam Adabul Mufrad – hasan)
Namun ada pula ungkapan hikmah yang menyebutkan bahwa gonggongan anjing adalah bentuk dzikirnya kepada Allah, seolah-olah ia berkata:
“Aku bersyukur kepada Allah yang menciptakanku sebagai anjing, bukan sebagai manusia yang tidak shalat.”
Tentu ungkapan ini bukan dalil syar’i, tetapi sebuah sindiran tajam bagi manusia yang lalai. Sebab, Allah sendiri menegaskan bahwa seluruh makhluk bertasbih kepada-Nya, meski kita tidak memahami bahasa tasbih mereka.
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَـٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
Artinya: "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."
(QS. Al-Isra: 44)
Jika binatang pun selalu bertasbih, bagaimana dengan manusia yang diberi akal, ilmu, dan kemuliaan?
Kehormatan Manusia dan Tiang Agama
Allah SWT menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun, manusia juga bisa jatuh ke tempat yang serendah-rendahnya bila tidak beriman dan tidak beramal shalih.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (٤) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (٥) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya". (QS At-Tin 4-6)
Di antara amal Shalih yang paling utama adalah shalat. Rasulullah SAW bersabda:
الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
Artinya,: “Perjanjian antara kami (umat Islam) dengan mereka adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka sungguh ia telah kafir.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, dan an-Nasa’i)
Hadits ini menegaskan bahwa meninggalkan shalat bukan perkara sepele. Bahkan, meskipun pekerjaanmu mulia, tanganmu pernah dicium karena jasamu, atau engkau banyak membantu orang lain, semua itu tidak akan menghapus kelalaianmu dalam shalat.
Amal Baik Tanpa Shalat: Sia-Sia
Banyak orang berkata, “Yang penting hati saya baik, saya menolong sesama, meski saya tidak shalat.” Padahal, Nabi Muhammad Rasulullah SAW menegaskan bahwa amalan pertama kali dihisab di hari kiamat adalah Shalat.
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
Artinya: "Amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalannya. Jika shalatnya rusak, maka rusaklah seluruh amalannya." (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah)
Ini menunjukkan bahwa tanpa shalat, amal kebajikan lain tidak akan bernilai.
Jangan Lebih Buruk dari Anjing
Ungkapan “anjing berdzikir” memang hanya sebuah kiasan. Namun, pesan di baliknya sangat dalam: jangan sampai manusia yang diberi akal dan iman justru kalah dengan binatang. Allah SWT berfirman:
إِنَّهُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
Artinya: “Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat jalannya.” (QS. Al-Furqan: 44)
Artinya, manusia yang meninggalkan shalat, kufur, dan lalai dari Allah bisa lebih rendah derajatnya daripada hewan. Maka, jika anjing saja bisa “berdzikir” dengan caranya, manusia seharusnya lebih bersyukur dengan taat beribadah.
Shalat adalah tiang agama dan amalan utama yang membedakan mukmin dengan kafir. Tidak ada amal yang bisa menggantikan kewajiban shalat. Bahkan, pekerjaan mulia pun akan sia-sia bila seseorang meninggalkan shalat.
Ungkapan hikmah tentang anjing berdzikir adalah sebuah sindiran tajam agar manusia tidak lebih buruk dari hewan. Karena pada hakikatnya, semua makhluk bertasbih kepada Allah, sementara manusia justru bisa lalai.
Marilah kita renungkan. Jangan biarkan kita lebih rendah dari anjing yang setiap malam menggonggong ketika melihat syaitan. Jangan biarkan kita kalah dengan hewan yang selalu bertasbih kepada Allah. Dirikanlah shalat, jagalah ia dengan sebaik-baiknya, agar kemuliaan manusia yang Allah berikan benar-benar terjaga. (djl)
Sumber: