Rahasia Islami Mengusir Semut: Antara Adab, Doa, dan Kebersihan Rumah

Rahasia Islami Mengusir Semut: Antara Adab, Doa, dan Kebersihan Rumah

Radarseluma.disway.id - Rahasia Islami Mengusir Semut: Antara Adab, Doa, dan Kebersihan Rumah--

Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendapati keberadaan semut di rumah. Meski berukuran kecil, hewan ini mampu menimbulkan gangguan, terutama ketika jumlahnya banyak dan menyerang makanan yang tersimpan. Sebagian orang langsung mengusir semut dengan cara kasar, bahkan membunuhnya dengan racun serangga atau cara lainnya. Padahal, dalam ajaran Islam, setiap makhluk hidup memiliki hak untuk hidup dan diperlakukan dengan baik, termasuk semut.
 
Islam memberikan panduan adab dalam menyikapi keberadaan hewan kecil seperti semut. Selain itu, Al-Qur’an dan Hadits juga mengajarkan kita untuk mengedepankan kebersihan, kesabaran, serta doa dalam menghadapi hal-hal kecil di rumah tangga. Artikel ini akan menguraikan secara luas bagaimana cara mengusir semut menurut ajaran Islam, disertai dalil-dalil yang relevan.
Semut dalam Pandangan Al-Qur’an
Allah SWT bahkan menyebutkan semut secara khusus dalam Al-Qur’an. 
 
Hal ini menunjukkan bahwa semut bukanlah makhluk remeh, tetapi bagian dari ciptaan Allah yang memiliki keistimewaan.
 
Allah berfirman dalam surat An-Naml ayat 18:
 
حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوْا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌۭ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمْلُ ٱدْخُلُوا۟ مَسَـٰكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَـٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
 
Artinya: “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedang mereka tidak menyadari.” (QS. An-Naml: 18)
 
Ayat ini menunjukkan kecerdasan semut dan sistem sosial mereka. Bahkan, Allah mengabadikan dialog semut sebagai pelajaran bagi manusia. Hal ini menjadi bukti bahwa semut memiliki kedudukan khusus dalam ciptaan Allah, sehingga kita tidak boleh semena-mena dalam memperlakukan mereka.
 
Rasulullah SAW secara tegas melarang membunuh semut, sebagaimana hadits sahih berikut:
 
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِحْرَاقِ قَرْيَةِ النَّمْلِ، فَأَتَيْنَاهُ فَقَالَ: إِنَّهُ لَا يَنْبَغِي أَنْ يُعَذِّبَ بِالنَّارِ إِلَّا رَبُّ النَّارِ
 
Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud berkata: Rasulullah SAW pernah memerintahkan kami untuk membakar sarang semut. Lalu kami melakukannya. Beliau pun bersabda: ‘Sesungguhnya tidak layak ada yang menyiksa dengan api kecuali Rabb pemilik api.’” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dinyatakan sahih oleh Al-Albani)
 
Dari hadits ini jelas bahwa membunuh semut dengan api dilarang keras. Bahkan secara umum, membunuh semut tanpa sebab yang jelas (misalnya tidak membahayakan manusia) juga termasuk perbuatan yang tidak diperbolehkan.
 
 
Adab Mengusir Semut dalam Islam
 
Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, para ulama menekankan bahwa jika semut masuk ke rumah, maka langkah terbaik adalah mengusirnya dengan cara yang lembut, bukan membunuhnya. 
 
Berikut beberapa adab Islami yang bisa dilakukan:
 
1. Menjaga Kebersihan Rumah
 
Islam sangat menekankan kebersihan. Rasulullah SAW bersabda:
 
إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ، نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ
 
Artinya: “Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan mencintai kebaikan, Maha Bersih dan mencintai kebersihan.”(HR. Tirmidzi)
 
Semut biasanya datang karena ada sisa makanan atau minuman yang tercecer. Maka, menjaga kebersihan rumah, menutup makanan rapat-rapat, serta rutin membersihkan lantai adalah langkah utama agar semut tidak berkumpul.
 
2. Mengusir dengan Bahan Alami
 
Para ulama tidak melarang menggunakan cara alami untuk mengusir semut, asalkan tidak menyiksa mereka. Misalnya dengan menaburkan kapur barus, kulit jeruk, daun sirih, atau cuka di tempat semut sering lewat. Cara ini membuat semut pergi tanpa harus dibunuh.
 
3. Membaca Doa dan Memohon Perlindungan
 
Dalam tradisi Islam, doa memiliki peran penting dalam segala urusan, termasuk menghadapi gangguan kecil di rumah. Rasulullah SAW mengajarkan doa perlindungan rumah:
 
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ فِي بَيْتِي
 
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa saja yang aku temui di rumahku.”
 
Meskipun doa ini bersifat umum, sebagian ulama memahaminya dapat mencakup perlindungan dari gangguan hewan kecil seperti semut, kecoa, atau serangga lainnya.
 
4. Tidak Menyiksa atau Membakar Semut
 
Islam melarang menyiksa hewan. Membakar sarang semut atau menyiramnya dengan air panas hingga mati termasuk tindakan zalim. Jika harus memindahkan sarang, lakukan dengan cara yang tidak menyiksa.
 
 
Hikmah Menghormati Semut
 
Ada beberapa hikmah yang bisa dipetik dari adab Islami dalam mengusir semut:
Melatih Kesabaran: Menghadapi gangguan kecil mengajarkan kita untuk bersabar, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Rasulullah SAW bahwa kesabaran adalah bagian dari iman.
 
Menghargai Ciptaan Allah: 
 
Semut, meski kecil, memiliki sistem sosial yang luar biasa. Menghormatinya berarti menghargai ciptaan Allah.
 
Mencegah Sikap Zalim: 
 
Islam melarang kezaliman, termasuk kepada hewan kecil. Dengan memperlakukan semut dengan baik, kita dijauhkan dari sifat zalim.
 
Menjaga Kebersihan: 
 
Semut adalah indikator kebersihan. Jika rumah bersih, biasanya semut akan berkurang.
 
Dalam Islam, cara mengusir semut bukanlah dengan membunuh atau menyiksa, tetapi dengan menjaga kebersihan, menggunakan bahan alami, serta membaca doa. Al-Qur’an memuliakan semut dengan menyebutnya dalam surat An-Naml, sementara Rasulullah SAW melarang membunuh semut dengan api. Semua ini mengajarkan bahwa Islam adalah agama rahmat, bahkan kepada hewan sekecil semut.
 
Menghadapi semut di rumah seharusnya tidak membuat kita lupa pada nilai-nilai Islam. Dengan menjaga kebersihan, berdoa, dan memperlakukan semut dengan adab yang baik, kita tidak hanya menjaga kenyamanan rumah, tetapi juga mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita termasuk hamba Allah yang mampu mengambil hikmah dari makhluk kecil ciptaan-Nya, sehingga hidup lebih berkah dan terjaga dari sifat zalim. (djl)

Sumber:

Berita Terkait