Qarun: Dari Kemuliaan Menuju Kehinaan Abadi Kisah Tragis di Era Nabi Musa AS sebagai Pelajaran Sepanjang Zaman
Sabtu 27-09-2025,14:00 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - Qarun: Dari Kemuliaan Menuju Kehinaan Abadi Kisah Tragis di Era Nabi Musa AS sebagai Pelajaran Sepanjang Zaman--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Sejarah Islam penuh dengan kisah-kisah menakjubkan yang mengandung hikmah bagi umat manusia. Salah satu tokoh yang kisah hidupnya diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an adalah Qarun (Qorun), seorang pria yang hidup di zaman Nabi Musa AS. Qarun dikenal sebagai sosok yang memiliki kekayaan melimpah ruah, bahkan kunci-kunci perbendaharaannya saja harus dipikul oleh sejumlah orang kuat. Namun, harta yang seharusnya menjadi sarana ibadah dan sarana menebar kebaikan justru menjadikannya sombong, kufur, dan akhirnya berakhir hina.
Al-Qur’an mengisahkan perjalanan hidup Qarun sebagai pelajaran berharga bagi siapa saja yang terlena oleh gemerlap dunia. Rasulullah SAW juga memberikan peringatan keras tentang bahaya kesombongan dan ketamakan terhadap harta. Artikel ini akan mengulas kisah Qarun dari kemuliaan menuju kehinaan, lengkap dengan dalil Al-Qur’an, hadis, serta hikmah yang dapat kita ambil.
Qarun dan Kedudukannya di Kalangan Bani Israil
Qarun adalah salah seorang dari kaum Nabi Musa AS, yaitu Bani Israil. Pada awalnya ia dikenal sebagai seorang yang paham kitab Taurat. Namun, karena cinta yang berlebihan terhadap harta dunia, ia tergelincir dalam kesombongan. Allah SWT menggambarkan kekayaannya dalam firman-Nya:
وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ لَتَنُوأُ بِٱلْعُصْبَةِ أُو۟لِ ٱلْقُوَّةِ ۗ إِذْ قَالَ لَهُۥ قَوْمُهُۥ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْفَرِحِينَ
Artinya:
"Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Qarun harta yang kunci-kuncinya benar-benar akan memberatkan sekelompok orang yang kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: 'Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri’.” (QS. Al-Qashash: 76)
Ayat ini menjelaskan bahwa harta Qarun bukan sekadar banyak, tetapi melimpah ruah hingga kunci perbendaharaan pun sulit dipikul. Sayangnya, alih-alih bersyukur, Qarun justru larut dalam kesombongan dan menganggap kekayaannya adalah hasil kecerdasannya sendiri.
Kesombongan Qarun:
Menganggap Harta sebagai Usaha Pribadi
Qarun menolak nasihat kaumnya untuk tidak sombong dan tidak lalai dari akhirat. Ia berkata:
قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِى ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِۦ مِنَ ٱلْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْـَٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلْمُجْرِمُونَ
Artinya:
"Qarun berkata: 'Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.' Dan apakah ia tidak mengetahui bahwa Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak akan ditanya tentang dosa-dosa mereka." (QS. Al-Qashash: 78)
Perkataan Qarun menunjukkan puncak kesombongannya. Ia lupa bahwa segala sesuatu datang dari Allah SWT, bukan semata-mata dari kepandaian manusia. Inilah awal kehinaan yang membawanya menuju azab Allah.
Azab Allah: Qarun Ditelan Bumi
Akibat kesombongan dan kedurhakaan, Allah SWT menurunkan azab yang pedih. Qarun bersama harta kekayaannya ditelan oleh bumi. Al-Qur’an menggambarkannya dengan sangat jelas:
فَخَسَفْنَا بِهِۦ وَبِدَارِهِ ٱلْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُۥ مِن فِئَةٍ يَنصُرُونَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُنتَصِرِينَ
Artinya:
"Maka Kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang dapat menolongnya selain Allah. Dan ia tidak termasuk orang-orang (yang dapat) membela diri." (QS. Al-Qashash: 81)
Azab ini terjadi di hadapan kaumnya sebagai pelajaran besar. Orang-orang yang sebelumnya kagum pada harta Qarun pun akhirnya sadar bahwa dunia hanyalah sementara.
Peringatan Rasulullah SAW tentang Harta dan Kesombongan
Rasulullah SAW banyak memberikan nasihat tentang bahaya kesombongan dan kecintaan berlebihan terhadap dunia. Dalam sebuah hadis beliau bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Artinya:
"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji zarrah (atom)."(HR. Muslim)
Hadis ini memperkuat kisah Qarun bahwa kesombongan adalah penyakit hati yang sangat berbahaya.
Dalam hadis lain Rasulullah SAW juga mengingatkan:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ
Artinya:
"Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah (ujian), dan fitnah bagi umatku adalah harta." (HR. Tirmidzi)
Kedua hadis ini sangat relevan dengan kisah Qarun. Harta bisa menjadi fitnah besar yang menjerumuskan manusia bila tidak digunakan untuk ketaatan kepada Allah SWT.
Hikmah yang Bisa Diambil
Harta adalah amanah, bukan sumber kesombongan. Qarun hancur karena merasa harta adalah hasil kecerdasannya sendiri.
Kesombongan mengundang murka Allah. Sebesar apa pun kekuatan dan kekayaan, tidak ada yang bisa melawan azab Allah.
Kekayaan dunia fana, akhirat kekal. Kaum yang dulu iri pada Qarun akhirnya menyadari bahwa keberuntungan sejati hanyalah milik orang-orang beriman.
Peringatan bagi umat Islam. Jangan terpedaya oleh gemerlap dunia, karena harta tanpa iman hanya akan membawa kehinaan.
Kisah Qarun adalah cerminan nyata bahwa kekayaan tidak selalu membawa kebahagiaan. Ketika harta tidak disyukuri dan tidak digunakan di jalan Allah, maka harta justru menjadi sebab kehancuran. Qarun yang awalnya mulia karena berasal dari Bani Israil akhirnya terhina karena kesombongan dan kekufurannya.
Allah SWT mengabadikan kisah ini dalam Al-Qur’an bukan sekadar dongeng, melainkan sebagai pelajaran sepanjang masa. Rasulullah SAW pun mengingatkan umatnya untuk berhati-hati terhadap fitnah harta dan bahaya kesombongan.
Dalam kehidupan modern, banyak orang bercita-cita memiliki kekayaan berlimpah. Tidak salah bila seorang Muslim bekerja keras mencari rezeki, asalkan tetap dalam koridor halal, penuh syukur, dan digunakan untuk kebaikan. Namun, ketika harta membuat manusia sombong dan lupa pada Allah, maka kisah Qarun akan terulang dalam bentuk yang berbeda.
Semoga kita tidak menjadi seperti Qarun, tetapi justru menjadikan kisahnya sebagai pelajaran agar selalu rendah hati, bersyukur, dan mengutamakan kehidupan akhirat di atas segalanya. (djl)
Sumber: