Akhir November, Pelayanan BPJS di Puskesmas Penago II Dialihkan, Puskesmas Masih Tersandera

 Akhir November, Pelayanan BPJS di Puskesmas Penago II Dialihkan, Puskesmas Masih Tersandera

Gedung Puskesmas yang masih tersandera--

 

PENAGO II, Seluma, Radarseluma.Disway.Id - Pelayanan kesehatan bagi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Puskesmas Penago II terancam dihentikan. Hal ini disebabkan gedung baru Puskesmas yang telah selesai dibangun sejak 2024 lalu hingga kini belum bisa digunakan karena masih digembok oleh pihak kontraktor.

 

BACA JUGA: Waka I DPRD Seluma Minta Calon PPPK Tahap II, Laporkan Jika Ada Oknum Minta Uang Perjalanan ke Jakarta

BACA JUGA:Kapus Penago II Disebut-sebut di Rekaman Dugaan Jual Beli Jabatan

Kontraktor proyek merasa dirugikan karena pembayaran pekerjaan mereka belum diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seluma. Akibatnya, pelayanan kesehatan masih dilakukan di rumah dinas dokter yang kondisinya dinilai tidak layak.

 


Pelayanan kesehatan di lokasi sempit dan tak layak, akibat Puskesmas masih tersandera--

Kepala Puskesmas Penago II, Ns Meyzi Yunita Gustina, SKep mengungkapkan bahwa, BPJS Kesehatan Cabang Bengkulu telah melakukan audit dan menyatakan bahwa fasilitas saat ini tidak memenuhi standar Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). BPJS bahkan telah mengultimatum agar pelayanan segera dipindahkan ke gedung baru paling lambat tanggal 30 November 2025.

 

"Kemarin hasil audit dari BPJS menyatakan gedung yang sekarang tidak layak untuk pelayanan BPJS. Ruangan sempit, pelayanan berdesakan, bahkan sebagian kegiatan harus dilakukan di luar ruangan. Jika gedung baru belum dibuka hingga akhir November, maka kerja sama BPJS akan diputus. Seluruh peserta akan dialihkan ke Puskesmas terdekat dan petugas tidak lagi mendapat insentif dari BPJS," kata Meyzi.

 

BACA JUGA:Asal Usul dan Keistimewaan Hari Jum’at: Hari Agung Penuh Berkah dalam Islam

Saat ini, seluruh aktivitas pelayanan dilakukan di rumah dinas dokter seluas sekitar 6x6 meter persegi yang sangat terbatas untuk menampung tenaga medis dan pasien. Kondisi ini memaksa tenaga medis memberikan pelayanan di luar gedung demi tetap melayani masyarakat.

Sumber: