Menyambut Tahun Baru Hijriyah: Saat yang Tepat untuk Muhasabah Diri dan Hijrah Menuju Kebaikan
Radarseluma.disway.id - Menyambut Tahun Baru Hijriyah: Saat yang Tepat untuk Muhasabah Diri dan Hijrah Menuju Kebaikan--
"Tahun Baru Hijriyah Bukan Sekadar Pergantian Waktu"
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Tahun Baru Hijriyah bukan hanya momen untuk mengingat peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, tetapi juga momentum berharga untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri. Dalam Islam, waktu bukan hanya bergerak maju, tetapi juga menjadi saksi bagi amal perbuatan manusia. Maka, menyambut datangnya 1 Muharam bukan sekadar merayakan pergantian tahun, melainkan mengisinya dengan makna spiritual yang dalam: memperbaiki diri, memperbarui niat, dan meningkatkan kualitas iman serta amal.
Makna Muhasabah dalam Islam
Secara bahasa, muhasabah berarti perhitungan. Dalam konteks keislaman, muhasabah adalah introspeksi diri terhadap amal perbuatan yang telah dilakukan. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
قال رسول الله ﷺ: "الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ"
Artinya: “Orang yang cerdas adalah orang yang mengoreksi dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (HR. Tirmidzi, no. 2459)
Hadis ini mengajarkan bahwa kecerdasan sejati bukan diukur dari kecakapan duniawi semata, tetapi dari kesadaran akan bekal akhirat. Maka, tahun baru Islam adalah waktu yang tepat untuk bertanya: sudah sejauh mana kita mendekat kepada Allah SWT?
BACA JUGA:Langkah Terakhir Sebelum Tahun Baru Hijriyah: Hijrah Hati, Akhlak, dan Amal Menuju Ridha Ilahi
Dalil Al-Qur'an tentang Muhasabah dan Kesadaran Waktu
Allah SWT telah mengingatkan manusia agar memperhatikan waktu dan amal perbuatannya. Dalam Surah Al-Hasyr ayat 18, Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَالْتَنظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)
Ayat ini menegaskan pentingnya refleksi diri. Setiap individu diperintahkan untuk meninjau amalnya dan memperkirakan apakah yang dilakukannya bisa menjadi bekal menuju akhirat yang baik.
Hijrah: Dari Makna Historis Menuju Makna Spiritual
Sumber: