Sepuluh Hari Pertama Zulhijjah: Waktu Terbaik untuk Beramal
Radarseluma.disway.id - Sepuluh Hari Pertama Zulhijjah: Waktu Terbaik untuk Beramal--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Bulan Zulhijjah adalah bulan ke-12 dalam kalender Hijriyah yang memiliki keutamaan luar biasa dalam Islam. Terutama sepuluh hari pertamanya, yang sering disebut sebagai “al-‘asyru al-awā’il min Dhul Hijjah”, merupakan waktu yang sangat istimewa. Dalam sepuluh hari ini, Allah SWT membuka pintu amal seluas-luasnya bagi kaum Muslimin untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya. Amal yang dilakukan pada hari-hari ini bahkan disebut lebih utama daripada jihad di jalan Allah (kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali).
Keutamaan sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah ini ditegaskan dalam Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah SAW. Oleh karena itu, setiap Muslim seharusnya menyambut hari-hari tersebut dengan semangat ibadah dan amal saleh yang maksimal.
Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Zulhijjah dalam Al-Qur'an
Allah SWT telah bersumpah atas waktu-waktu yang memiliki kemuliaan dan keutamaan. Salah satunya terdapat dalam Surat Al-Fajr ayat 1-2 yang mana berbunyi:
وَالْفَجْرِ • وَلَيَالٍ عَشْرٍ
Artinya: “Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1–2)
Para ulama tafsir seperti Ibnu ‘Abbas, Mujahid, dan lainnya menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan “malam yang sepuluh” dalam ayat ini adalah sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah. Sumpah Allah atas waktu tersebut menunjukkan kemuliaan dan pentingnya waktu itu.
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata yaang artinya:
"Yang dimaksud dengan malam-malam sepuluh itu adalah sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu 'Abbas, Ibnu Az-Zubair, Mujahid, dan beberapa generasi salaf serta khalaf." (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Al-Fajr: 2)
BACA JUGA:Refleksi Diri di Awal Zulhijjah
Keutamaan dalam Hadits Nabi SAW
Rasulullah SAW secara eksplisit menyebutkan keutamaan sepuluh hari pertama Zulhijjah dalam banyak hadits. Salah satunya adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas RA yang mana berbunyi:
مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ قَالُوا: وَلَا الْجِهَادُ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang amal shalih pada waktu itu lebih dicintai Allah daripada sepuluh hari ini (yakni sepuluh hari pertama Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: ‘Tidak juga jihad fi sabilillah?’ Nabi menjawab: ‘Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali dengan sesuatu pun.’”(HR. Bukhari, no. 969)
Hadits ini menunjukkan bahwa amal-amal seperti shalat, puasa, sedekah, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan lain-lain yang dilakukan pada sepuluh hari pertama Zulhijjah sangatlah dicintai Allah SWT bahkan melebihi jihad, kecuali jihad yang paling tinggi derajatnya.
Sumber: