Jejak Legenda Tapak Padri: Dari Jejak Para Pendeta hingga Kisah Mistis Batu Berbekas Kaki Raksasa

Jejak Legenda Tapak Padri: Dari Jejak Para Pendeta hingga Kisah Mistis Batu Berbekas Kaki Raksasa

Radarseluma.disway.id - Jejak Legenda Tapak Padri: Dari Jejak Para Pendeta hingga Kisah Mistis Batu Berbekas Kaki Raksasa--

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Kota Bengkulu menyimpan banyak kisah sejarah dan legenda yang hidup berdampingan hingga kini. Di pesisir barat Sumatra, tepatnya di sebuah kawasan pantai yang dikenal dengan sebutan Tapak Padri, terdapat jejak panjang perjalanan sejarah sekaligus mitos yang melekat kuat dalam memori kolektif masyarakat. Kawasan ini bukan hanya penting secara historis karena berdekatan dengan Benteng Marlborough, peninggalan kolonial Inggris, tetapi juga sarat cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun.

Nama Tapak Padri sendiri menjadi perdebatan di kalangan masyarakat maupun sejarawan. Ada yang mengaitkannya dengan jejak para pendeta Katolik dari Portugis yang diyakini pernah singgah di kawasan ini sebelum dominasi Inggris dan Belanda. Namun, ada pula legenda lokal yang menyebutkan bahwa Tapak Padri merupakan tempat persinggahan seorang tokoh sakti yang meninggalkan jejak kaki raksasa di batu karang yang masih dipercaya sebagian warga hingga kini. Dari sini, kawasan Tapak Padri tidak hanya menjadi destinasi sejarah, tetapi juga menyimpan aura mistis yang membalut identitas Bengkulu.

Sejarah Asal Nama Tapak Padri

Secara etimologis, istilah Tapak Padri berasal dari dua kata, yakni tapak yang berarti jejak atau bekas, dan padri yang merujuk pada sebutan pendeta atau pastor Katolik dalam bahasa Portugis. Konon, sebelum kedatangan kolonial Inggris dan Belanda, pelaut Portugis telah lebih dulu menjejakkan kaki di pesisir Bengkulu pada abad ke-16. Para pendeta Portugis yang menyertai ekspedisi ini diyakini singgah di wilayah tersebut untuk menyebarkan agama dan berinteraksi dengan penduduk lokal. Jejak kedatangan mereka kemudian diabadikan dalam nama kawasan ini: Tapak Padri.

Versi sejarah ini cukup masuk akal mengingat Portugis memang menjadi salah satu bangsa Eropa pertama yang menguasai jalur perdagangan di Nusantara sebelum akhirnya digantikan oleh Belanda dan Inggris. Walau bukti tertulisnya terbatas, narasi ini tetap hidup dalam tradisi tutur masyarakat Bengkulu.

BACA JUGA:Deretan Pemimpin Bengkulu dari Masa ke Masa: Dari Pejabat Gubernur Awal Pemekaran Hingga Helmi Hasan

Legenda Jejak Kaki Raksasa

Selain versi sejarah kolonial, terdapat pula legenda lokal yang jauh lebih menarik untuk disimak. Menurut cerita rakyat yang berkembang, Tapak Padri pernah menjadi tempat persinggahan seorang tokoh sakti. Tokoh ini digambarkan sebagai manusia berukuran besar atau bahkan raksasa yang memiliki kekuatan luar biasa. Ketika ia melangkah di atas batu karang di pesisir pantai, bekas telapak kakinya tertinggal jelas di permukaan batu.

Jejak kaki tersebut diyakini masih bisa disaksikan hingga kini, meskipun terkikis ombak dan waktu. Warga sekitar percaya bahwa tapak itu adalah bukti nyata keberadaan sosok sakti yang pernah menjaga wilayah Bengkulu. Karena itulah nama Tapak Padri tidak hanya dikaitkan dengan sejarah Eropa, tetapi juga menjadi bagian dari mitologi lokal yang memperkaya identitas kawasan ini.

Legenda ini juga memiliki makna simbolis: jejak kaki raksasa dianggap sebagai perlambang kekuatan penjaga atau pelindung tanah Bengkulu dari gangguan luar. Tak jarang, mitos ini dijadikan bahan cerita orang tua kepada anak-anak, agar mereka tumbuh dengan rasa hormat terhadap tanah kelahiran dan sejarahnya.

Tapak Padri sebagai Kawasan Bersejarah

Selain legenda, Tapak Padri memiliki nilai sejarah yang tak terbantahkan. Kawasan ini berlokasi bersebelahan dengan Benteng Marlborough, benteng peninggalan Inggris yang dibangun pada awal abad ke-18 oleh East India Company. Benteng ini menjadi salah satu benteng terkuat milik Inggris di Asia, yang kemudian digunakan sebagai pusat pertahanan dan pemerintahan kolonial.

Keberadaan Benteng Marlborough membuat kawasan Tapak Padri semakin istimewa. Pantai di sekitarnya dulu menjadi jalur transportasi laut yang ramai, sekaligus pintu masuk perdagangan dan interaksi budaya. Tidak heran jika Tapak Padri menyimpan lapisan sejarah yang kompleks: dari kisah pelaut Portugis, dominasi Inggris, hingga legenda rakyat setempat.

Kini, kawasan Tapak Padri menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Kota Bengkulu. Pengunjung bisa menikmati panorama pantai, menyusuri jejak sejarah di benteng, sekaligus mendengarkan cerita-cerita mistis yang masih beredar. Harmoni antara sejarah dan legenda inilah yang menjadikan Tapak Padri berbeda dari kawasan pesisir lainnya.

BACA JUGA:Menelusuri Asal-Usul Kota Bengkulu: Dari Legenda, Kolonialisme, hingga Identitas Daerah

Pesan Moral dalam Legenda Tapak Padri

Legenda dan sejarah Tapak Padri tidak hanya berfungsi sebagai cerita hiburan atau catatan masa lalu, tetapi juga menyimpan pesan moral bagi masyarakat. Dari versi Portugis, kita belajar bahwa Bengkulu sejak lama telah menjadi ruang pertemuan berbagai bangsa, budaya, dan agama. Sedangkan dari legenda jejak kaki raksasa, kita diajak untuk memahami bahwa masyarakat lokal selalu memiliki cara sendiri untuk menjelaskan dan menjaga identitas mereka.

Jejak kaki raksasa yang diyakini ada di batu karang menjadi simbol bahwa manusia harus menghormati warisan leluhur dan menjaga alam sekitar. Tapak Padri, dengan segala cerita mistisnya, mengingatkan generasi sekarang agar tidak melupakan asal-usul serta nilai-nilai budaya yang diwariskan.

Sumber:

Berita Terkait