Sesungguhnya Puasa Ramadhan Lebih dari Sekadar Menahan Lapar dan Haus
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan|
Minggu 02-03-2025,11:02 WIB
Radarseluma.disway.id - Puasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus --
Radarseluma.disway.id - Puasa dalam Islam adalah ibadah yang memiliki dimensi spiritual, moral, dan sosial. Ia bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga sebagai latihan dalam pengendalian hawa nafsu, kesabaran, serta ketakwaan kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan utama Puasa adalah membentuk pribadi yang bertaqwa, bukan hanya menahan lapar dan haus.
Oleh karena itu, penting untuk memahami hakikat Puasa lebih dalam agar kita bisa mengamalkannya dengan penuh kesadaran dan makna.
Hakikat Puasa dalam Islam
Pertama:
Puasa sebagai Sarana Meningkatkan Ketaqwaan
Ketaqwaan adalah hasil dari pelaksanaan Puasa yang benar. Ketika seseorang berpuasa dengan penuh keimanan, ia akan semakin sadar bahwa Allah SWT senantiasa mengawasinya.
Dalam hadits qudsi, yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim Allah SWT berfirman yang berbunyi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya:
"Setiap amal anak Adam adalah untuk dirinya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Puasa memiliki keistimewaan tersendiri di sisi Allah SWT. Ketika seseorang menjalankan ibadah Puasa dengan ikhlas, Allah SWT sendiri yang akan memberikan balasan khusus baginya.
Kedua:
Puasa sebagai Latihan Pengendalian Diri
Puasa mengajarkan kita untuk menahan diri dari berbagai godaan yang dapat merusak ibadah. Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim yang berbunyi:
إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ
Artinya:
"Jika salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata kotor dan jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengajaknya berkelahi, hendaklah ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, akan tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang buruk.
Dengan demikian, Puasa melatih kita untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan memiliki kontrol diri yang baik.
Ketiga:
Puasa sebagai Bentuk Syukur dan Empati
Ketika kita berpuasa, kita merasakan bagaimana rasanya lapar dan haus, dengan Ini dapat menumbuhkan rasa empati kita kepada mereka yang hidup dalam kemiskinan dan kekurangan makanan. Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda yang berbunyi:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ
Artinya:
"Tidaklah beriman seseorang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan." (HR. Thabrani)
Hadits ini menegaskan bahwa seorang Mukmin sejati tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga peduli terhadap kondisi orang lain. Puasa mengajarkan kita untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan dan berbagi dengan mereka yang kurang beruntung.
Keempat:
Puasa sebagai Penyucian Jiwa dan Pengampunan Dosa
Puasa adalah ibadah yang dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim Nabi SAW bersabda yang mana berbunyi:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya:
"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa puasa adalah kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan kembali kepada Allah SWT dengan hati yang bersih.
Kelima:
Puasa sebagai Pelindung dari Neraka
Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa'i yang mana berbunyi:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
Artinya,:
"Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka." (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
Dengan menjalankan Puasa dengan benar, seseorang dapat menjadikan puasanya sebagai benteng dari siksa Api Neraka.
Keenam:
Puasa dan Manfaat Kesehatan
Puasa juga memiliki banyak manfaat kesehatan. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tabrani Nabi Muhammad Rasulullah Rasulullah SAW bersabda yang berbunyi:
صُومُوا تَصِحُّوا
Artinya:
"Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat." (HR. Thabrani)
Adapun beberapa manfaat kesehatan dari Puasa antara lain:
Detoksifikasi tubuh
Meningkatkan metabolisme untuk mengatur kadar gula darah
Mengurangi risiko penyakit kronis, Puasa mengajarkan kita untuk menjaga pola makan yang sehat dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan.
Dari keterangan di atas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Puasa dalam Islam bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi memiliki banyak hikmah dan manfaat yang luas. Beberapa poin penting yang bisa kita ambil kesimpulan dari puasa Ramadhan yaitu:
Puasa dapat meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, Puasa mampu melatih pengendalian diri kita dari hawa nafsu dan dosa, menumbuhkan empati dan kepedulian kita terhadap sesama, Puasa adalah sarana penghapusan dosa dan penyucian jiwa, Puasa adalah perisai dari Api Neraka bagi yang menjalankannya dengan ikhlas dan terakhit Puasa memiliki manfaat bagi kesehatan yang luar biasa.
Maka dengan memahami hakikat Puasa, kita dapat menjalankannya dengan lebih baik dan menjadikannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sebagai umat Islam, hendaknya kita menjalankan Puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Puasa bukan sekadar ritual tahunan, tetapi sebuah ibadah yang dapat membentuk karakter dan meningkatkan kualitas diri kita sebagai seorang mukmin.
Semoga Allah SWT menerima semua serangkaian ibadah Puasa kita dan menjadikannya sebagai jalan menuju kebaikan dan ketaqwaan. Aamiin.(djl)
Sumber: