Membangun Jiwa Taqwa, Menempa Diri di Bulan Suci Ramadhan

Membangun Jiwa Taqwa, Menempa Diri di Bulan Suci Ramadhan

Radarseluma.diaway.id - Ramadhan membangun jiwa yang taqwa--

Radarseluma.disway.id - Alhamdulillah kita sudah berada pada bulan yang penuh rahmah dan ampunan Allah SWT, yaitu bulan Suci Ramadhan. 
Sebagian dari hikmah Puasa adalah meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dan menempa diri di bulan Suci Ramadhan ini.
 
Puasa di bulan Ramadhan yang kita lakukan ini tidak hanya menahan rasa lapar dan haus selama siang hari, tetapi juga dengan memperbaiki diri secara vertikal, horizontal, jasmani, dan rohani. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah: 183 yang mana yang berbunyi: 
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
 
Artinya: 
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa." (QS Al-Baqarah 183)
 
 
Ayat di atas menjelaskan bahwa tujuan Puasa Ramadhan adalah bertaqwa kepada Allah SWT. 
Menurut Imam Fakhrur Razi dalam kitab tafsirnya Ar-Razi, beliau menjelaskan bahwa Puasa dapat menjadikan seseorang bertaqwa kepada Allah SWT, karena Puasa menjadikan seseorang dapat menahan syahwat dan hawa nafsu, sehingga menjauhkannya dari perbuatan tercela, perbuatan sombong, serta perbuatan yang keji dan munkar.
 
Seseorang yang sering melakukan Puasa, mudah baginya untuk menghindarkan diri dari perbuatan tercela, adapun harapan utama dari seorang yang Puasa adalah menghindarkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak baik. 
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda yang berbunyi:
 
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وشرابه
Artinya: 
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan yang kotor dan melakukannya, maka Allah tidak memiliki hajat padanya yang telah meninggalkan makanan dan minumnya." (HR. Bukhari).
 
 
Dalam Hadits ini Nabi Muhammad Rasulullah SAW mengingatkan kepada umatnya, agar tidak menganggap Puasa hanya sebatas meninggalkan makan dan minum, berpuasa, namun tetap melakukan perbuatan tercela, seperti berkata dusta, senang berbohong, dan mengucapkan kalimat yang kotor. 
 
Maka Nabi Muhammad Rasulullah SAW mengingatkan bahwa siapapun yang berpuasa, tidak makan, tidak minum, namun tetap mengerjakan hal yang tercela, maka Allah SWT tidak peduli terhadap puasanya, tiada pahala baginya. 
 
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits, terdapat Hadits Shahih yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah, Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda yang mana berbunyi: 
 
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ
 
Artinya: 
"Banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala Puasa kecuali hanya lapar, banyak orang yang bangun malam, tidak mendapat pahala kecuali hanya bangun malam." (HR. Ibnu Majah)
 
Hadits ini memberikan motivasi dan dorongan kepada orang yang berpuasa untuk meninggalkan kemaksiatan, serta mendorong untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. 
Syekh Hafidz Hasan Al Mas'udi dalam kitabnya Taisirul Khalaq menjelaskan, bahwa taqwa adalah melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya, baik terang-terangan maupun rahasia
 
Taqwa bisa digapai dengan cara menghindarkan diri dari perbuatan tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan yang mulia. 
 
Harapannya, orang yang berpuasa di bulan Suci Ramadhan dapat menggapai derajat Ketaqwaan kepada Allah SWT. Selanjutnya Syekh Hafidz Hasan Al Mas'udi menjelaskan, taqwa dapat dibangun seseorang dengan beberapa hal.
 
 
Pertama. 
Introspeksi diri. 
 
Seseorang hendaknya melihat bahwa dirinya adalah seorang hamba yang hina, sedangkan Tuhannya adalah Dzat Yang Maha Mulia dan Kuasa. 
Maka tidak pantas bagi seorang hamba yang hina menentang terhadap perintah Tuhannya Yang Maha Kuasa, karena jiwa raganya ada pada kekuasaan Tuhannya.
 
Bulan Suci Ramadhan ini adalah bulan introspeksi diri, dengan merasa diri ini adalah hamba yang hina, lemah, dan banyak dosa, agar kita malu kepada Allah SWT, sehingga menjadi hamba yang bertaqwa dan taat kepada Allah SWT.
 
Kedua: 
Selalu mengingat dan mensyukuri nikmat-nikmat dari Allah SWT. 
 
Perlu diingat bahwa kita telah diberikan nikmat keimanan, keislaman, kesehatan, kehidupan dan kebaikan oleh Allah SWT, bahkan jika kita menghitung nikmat Allah SWT, kita tidak bakal bisa menghitungnya, maka tidak sepatutnya bagi kita untuk mengingkari nikmat Allah SWT tersebut.
 
Ingat, barangsiapa mensyukuri nikmat Allah SWT, maka Allah akan memberikan keberkahan baginya, dan barangsiapa mengingkarinya, sesungguhnya azab Allah sangat pedih.
Mari dari itu mari kita syukuri nikmat Allah SWT di bulan Ramadhan ini dengan melakukan kebaikan dan menjauhi kemaksiatan.
 
Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi:
 
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya:
"(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras."(QS Ibrahim 7)
 
Ketiga: 
Mengingat mati. 
 
Seseorang yang menyadari bahwa dirinya besok akan mati, pasti dihadapkan pada dua hal, antara Surga dan Neraka, kesadaran ini akan mendorongnya untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, sesuai kemampuannya.
 
Apalagi di bulan Suci Ramadhan ini, kebaikan dilipatgandakan pahalanya, maka sudah sepatutnya kita banyak melakukan kebaikan di bulan Suci Ramadhan ini, seperti Shalat berjamaah, Sholat Tarawih, tmTadarus Al-Qur'an, membantu terhadap yang membutuhkan, peduli sosial, berbagi takjil, menebarkan rahmat dan kasih sayang, serta kebaikan lainnya.
 
Mengapa kita perlu bertaqwa? Orang yang bertaqwa akan mendapatkan dua keberuntungan, yaitu keberuntungan Dunia dan keberuntungan Akhirat. Keberuntungan di Dunia maksudnya adalah ia akan mendapat kemuliaan yang tinggi, nama baik, dan dicintai masyarakatnya.
 
Orang yang bertaqwa akan dimuliakan masyarakat umum, orang yang bertaqwa juga akan dihormati oleh pemimpin, dan setiap orang menilainya sebagai orang yang pantas diberikan kebaikan dan kehormatan.
Sedangkan keberuntungan Akhirat maksudnya adalah keselamatan dari api neraka dan keberuntungan masuk Surga Allah. 
 
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat dan Allah SWT memberikan kita kesehatan kekuatan iman dan Islam sehingga kita dapat menjalankan serangkaian ibadah Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. (djl)

Sumber: