Memperkuat Hubungan dengan Allah di Bulan Syawal
Radarseluma.disway.id - Memperkuat Hubungan dengan Allah di Bulan Syawal--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Bulan Ramadhan telah berlalu, meninggalkan jejak ibadah, ketaatan, dan harapan akan ampunan dari Allah SWT. Namun, ibadah tidak berhenti ketika Ramadhan usai. Justru, Bulan Syawal adalah momentum yang tepat untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Syawal bukan sekadar bulan perayaan, tetapi bulan pembuktian—apakah seseorang benar-benar berubah menjadi hamba yang lebih taat setelah dilatih di bulan Ramadhan.
Mengapa Syawal Menjadi Momentum Spiritualitas?
Secara bahasa, “Syawwal” berasal dari kata syaala yang berarti “menaikkan atau meningkat”. Para ulama menyebutkan bahwa makna ini mengandung isyarat bahwa amal kebaikan seharusnya tidak menurun setelah Ramadhan, melainkan terus meningkat di bulan Syawal dan bulan-bulan selanjutnya.
Dalam hadits, Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang mana berbunyi:
صَوْمُ سِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: "Puasa enam hari di bulan Syawal seperti berpuasa sepanjang tahun."
(HR. Muslim, no. 1164)
Hadits ini menunjukkan bahwa bulan Syawal tetap menjadi bulan yang sangat utama untuk melanjutkan ibadah dan menjaga kedekatan kepada Allah SWT.
BACA JUGA:Pentingnya Menjaga Amanah dalam Kehidupan
1. Konsistensi Ibadah Setelah Ramadhan
Ibadah tidak hanya dilakukan saat Ramadhan. Justru yang terpenting adalah konsistensi (istiqamah) dalam menjalankan ibadah setelahnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hajr ayat 99 yang mana berbunyi:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Artinya: "Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kematian."
(QS. Al-Hijr: 99)
Ayat ini menjadi pengingat bahwa ibadah adalah perjalanan seumur hidup, bukan hanya sebatas Ramadhan. Maka, Syawal menjadi awal untuk membangun rutinitas ibadah yang lebih kokoh.
2. Menjaga Shalat dan Dzikir sebagai Jembatan Ruhani
Salah satu cara memperkuat hubungan dengan Allah di bulan Syawal adalah menjaga shalat lima waktu dengan lebih khusyuk dan menambahkan shalat sunnah seperti Dhuha dan Tahajud. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Thaha ayat 14 yang berbunyi:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Artinya: "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku." (QS. Thaha: 14)
Shalat adalah sarana utama untuk menjaga koneksi langsung dengan Allah. Ketika seseorang tetap menjaga kualitas shalatnya setelah Ramadhan, berarti ia sedang memperkokoh hubungan ruhaniahnya.
Selain itu, membiasakan dzikir harian sangat dianjurkan. Nabi SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang berbunyi:
سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ، قَالُوا: وَمَا الْمُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ
Artinya: "Orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah, laki-laki maupun perempuan, telah mendahului yang lain (dalam keutamaan)." (HR. Muslim, no. 2676)
Dzikir menjadi salah satu cara menjaga kesadaran akan kehadiran Allah di setiap langkah kehidupan.
BACA JUGA:Keutamaan Meningkatkan Kualitas Shalat: Jalan Menuju Kedekatan dengan Allah SWT
3. Membiasakan Puasa Sunnah
Puasa enam hari di bulan Syawal memiliki keutamaan yang sangat besar, yakni seperti puasa setahun penuh. Dalam Hadits disebutkan yang mana terdapat dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang berbunyi:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِّن شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya::"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari dari bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah berpuasa setahun penuh."
(HR. Muslim, no. 1164)
Puasa sunnah ini tidak hanya menambah pahala, tetapi juga membantu menjaga ruh Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memperbanyak Doa dan Istighfar
Dalam bulan Syawal, memperbanyak istighfar dan doa adalah langkah untuk menyucikan hati dan menjaga ketundukan. Doa adalah senjata mukmin yang menunjukkan kebutuhan dan ketergantungannya kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Furqon ayat 77 yang berbunyi:
قُلْ مَا يَعْبَؤُا بِكُمْ رَبِّي لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ
Artinya: "Katakanlah: 'Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau tidak karena doamu.'" (QS. Al-Furqan: 77)
Doa adalah bukti cinta dan ketundukan. Dengan doa, seorang hamba menyampaikan harapannya dan memperkuat jalinan hubungannya dengan Rabb-nya.
5. Bersedekah dan Membantu Sesama
Setelah Ramadhan, kepedulian sosial tidak boleh luntur. Syawal adalah saat tepat untuk melanjutkan semangat berbagi. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Thabrani yang berbunyi:
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya::"Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi sesama." (HR. Thabrani)
Dengan memperhatikan kebutuhan orang lain, kita bukan hanya mempererat ukhuwah, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT.
BACA JUGA:Meningkatkan Kepedulian Sosial dalam Kehidupan: Sebuah Tanggung Jawab Bersama
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Bulan Syawal adalah kesempatan emas untuk membuktikan bahwa Ramadhan benar-benar memberi pengaruh positif dalam hidup kita. Ibadah, kedekatan dengan Allah, dan semangat kebaikan tidak boleh surut. Justru di sinilah ujian sesungguhnya dimulai yakni menjaga dan meningkatkan hubungan dengan Allah setelah Ramadhan berlalu.
Mari jadikan Syawal sebagai momentum pembuktian, bukan pelupaan. Jangan sampai kita menjadi hamba musiman yang hanya beribadah saat Ramadhan. Tetaplah istiqamah dalam menjalankan shalat, memperbanyak dzikir, berpuasa sunnah, berdoa, dan berbagi kepada sesama. Dengan itu semua, kita akan senantiasa dekat dengan Allah SWT, dan semoga Allah menetapkan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang dicintai dan dirahmati. (djl)
Sumber: