Cerita Rakyat Bengkulu, Budaya Sekunjang. Asal Mula

  Cerita Rakyat Bengkulu, Budaya Sekunjang. Asal Mula

Cerita rakyat bengkulu--

 

Marilah kita saling bersatu

 

Selain pandai berpantun, Ujang adalah tabib yang terkenal. Sambil menjemput makanan, Ujang mengobati bagi warga yang tertimpa penyakit dan terakhir memanjatkan doa selamat. Warga sangat senang dan antusias dikunjungi Ujang dan rekan-rekannya, warga pun rela memberikan makanan terbaiknya.

 

BACA JUGA:Ilmuwan Wistar Mengidentifikasi 'Tanda Gula' Pro-penuaan dalam Darah Orang yang Hidup dengan HIV

Akhirnya terkumpullah makanan dari masyarakat. Makanan yang sudah terkumpul kemudian dibawa dengan keranjang-keranjang besar menuju masjid. Setelah tiba di masjid, makan tersebut diwadahi dengan piring yang terbuat dari bambu dan rotan. Layaknya sebuah acara pesta, sebelum menyantap makanan dibacakan doa terlebih dahulu yang dipimpin langsung oleh Ujang. Do’a yang dipanjatkan dalam rangka ucapan syukur dan bahagia sudah mampu menyelesaikan ibadah puasa, berkumpul bersama, rezeki halal, kesejahteraan warga, dan minta perlindungan dari Allah atas segala bahaya.

 

Ujang baru tahu dari warga, bahwa delapan bulan setelah meninggalkan Petalangan Padang Capo, Pasirah Mustafa meninggal dunia di daerah Sukomaju Sukaraja Seluma. Ujang sudah tidak bertemu lagi dengan ayahnya setelah perpisahan dulu. Peristiwa ini menambah kesedihan bagi  semua warga terutama Ujang, tapi ia menyadari bahwa maut adalah ketentuan dari Yang Maha Kuasa. Untuk menggantikan Pasirah Mustafa secara kompak warga menunjuk Ujang sebagai pemimpin mereka.

 

Advertisement

Selain peristiwa yang menegangkan dan kesedihan, Ujang juga merasa gembira bertemu kembali dengan wanita pujaannya Idut. Idut pun merasa senang bertemu kembali dengan Ujang pemuda pujaan hati yang baik hati. Banyak hal berbagi cerita antara keduanya, seperti cerita-cerita panjang yang tak ada habisnya. Keluarga Idutpun sangat senang dengan pribadi baik yang dimiliki Ujang.

 

Selanjutnya karena sudah merasa mantap dan yakin, Ujang dan Idut pun menikah dan dirayakan dengan meriah. Semua orang merasa bahagia dengan bersatunya pemuda dan pemudi baik tersebut. Masyarakat Sukamaju hidup berbahagia dan aman dari bahaya di bawah kepemimpinan Ujang.

 

Sumber: