Memaknai Surat Al-Baqarah ayat 183 Tentang Puasa Ramadhan Oleh Ilham Seftiaji Mahasiswa UINFAS

Memaknai Surat Al-Baqarah ayat 183 Tentang Puasa Ramadhan Oleh Ilham Seftiaji Mahasiswa UINFAS

Kajian Islam. Ilham Seftiaji Mahasiswa UINFAS Bengkulu --

Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id - Perintah Puasa Ramadhan yang kita laksanakan pada setiap setahun sekali pada bulan suci Ramadhan memiliki makna yang perlu kita pahami bersama adapun perintah puasa Ramadhan terdapat dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 183-184 yang berbunyi: 

بسم الله الرحمن الرحيم

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ‏ ١٨٣

اَيَّامًا مَّعۡدُوۡدٰتٍؕ فَمَنۡ كَانَ مِنۡكُمۡ مَّرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَ​ؕ وَعَلَى الَّذِيۡنَ يُطِيۡقُوۡنَهٗ فِدۡيَةٌ طَعَامُ مِسۡكِيۡنٍؕ فَمَنۡ تَطَوَّعَ خَيۡرًا فَهُوَ خَيۡرٌ لَّهٗ ؕ وَاَنۡ تَصُوۡمُوۡا خَيۡرٌ لَّـکُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ‏ ١٨٤

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.
Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajib lah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya.
Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 183-184)

BACA JUGA:Bukti Bahwa Al-Quran Memang Dari Allah SWT, Bukan Karangan Muhamad.

Dari ayat di atas ditujukan kepada orang-orang beriman untuk menjalankan puasa, yaitu menahan dari makan, minum dan bersenggama dengan niat ikhlas karena Allah SWT, di dalamnya terdapat penyucian dan pembersihan jiwa, juga penjernihan dari pikiran-pikiran yang buruk, di samping mewajibkan atas umat sekarang (pengikut Nabi Muhammad), hal yang sama juga telah diwajibkan atas orang-orang terdahulu sebelum mereka, dari sinilah kita teladan. Maka, hendaknya kita berusaha menjalankan kewajiban ini lebih sempurna dibandingkan umat terdahulu.

Di dalam ayat tersebut, juga terdapat penjelasan tentang manfaat besar dan hikmah yang tinggi, yaitu orang yang berpuasa diperintahkan mempersiapkan diri untuk bertaqwa kepada Allah SWT, dengan cara meninggalkan nafsu dan kesenangan yang dibolehkan karena semata-mata untuk mentaati perintah Allah SWT dengan mengharapkan pahala di sisi-Nya.
Untuk masuk ke dalam golongan orang-orang bertaqwa kepada Allah SWT dapat ditempuh dengan mentaati segala perintah serta menjauhi segala larangan-larangan yang diharamkan.

Kewajiban ini dilaksanakan pada hari-hari tertentu, yaitu selama bulan Ramadhan, hal ini menunjukkan bahwa, perintah ini relatif sedikit lebih mudah untuk dikerjakan hanya sebulan dalam kurung waktu setahun.
Lalu kemudahan lain dalam perintah ini seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT Al-Baqorah 184 yang berbunyi:


اَيَّامًا مَّعۡدُوۡدٰتٍؕ فَمَنۡ كَانَ مِنۡكُمۡ مَّرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَ​ؕ وَعَلَى الَّذِيۡنَ يُطِيۡقُوۡنَهٗ فِدۡيَةٌ طَعَامُ مِسۡكِيۡنٍؕ فَمَنۡ تَطَوَّعَ خَيۡرًا فَهُوَ خَيۡرٌ لَّهٗ ؕ وَاَنۡ تَصُوۡمُوۡا خَيۡرٌ لَّـکُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ‏ ١٨

Artinya:

“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (Al-Baqarah: 184).

BACA JUGA:Inilah Keutamaan, Amalan & Doa Akhir Ramadhan di 10 Malam Terakhir Ramadhan.

Allah SWT memberikan keringanan kepada orang-orang yang tidak bisa mengerjakannya karena memiliki halangan yang dibenarkan dalam agama seperti sakit atu dalam perjalanan. Mereka diharuskan untuk mengganti puasa yang ditinggalkan saat sembuh dari sakit atau tidak melakukan perjalanan lagi.

Adapun orang tidak sehat dan Mukim (tidak bepergian) tetapi berat (tidak kuat) menjalankan puasa, maka ia juga boleh memilih antara berpuasa atau atau berbuka (tidak berpuasa) dengan syarat memberi makan orang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkan.
Jika ia memberi makan lebih dari seorang miskin untuk setiap harinya, tentu lebih baik ketika hanya memberi kepada satu orang miskin saja.
Begitu juga, ketika ia memilih berpuasa daripada memberi makanan, maka hal itu lebih utama.

Seperti dalam firman Allah SWT:
“Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Tafsir Ibnu Katsir; 1/214).
Terdapat dalam Surah Al-Baqorah ayat 185 berbunyi:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya:

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petuniuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.
Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

BACA JUGA:Taubatlah Sebelum Matahari Terbit Dari Barat & Napas Sudah Di Tenggorokan. Sungguh Ampunan Allah Amatlah Luas

Bulan diwajibkannya menjalankan ibadah puasa yaitu Ramadhan.
Bulan di mana Al-Qur’an diturunkan untuk pertama kalinya kepada Nabi Muhammad SAW sebagai tanda kemulian di sisi-Nya.
Allah SWT menjadikan Al-Qur’an sebagai undang-undang serta peraturan yang harus di pegang teguh dalam kehidupan. Di dalam al-Qur’an terdapat cahaya dan petunjuk, pembeda antara yang hak dengan yang batil, petunjuk antara halal dengan yang haram.
Kandungan Al-Qur’an ini merupakan jalan kebahagiaan bagi orang yang ingin mengamalkannya.
Allah SWT menekankan puasa di bulan Ramadhan karena bulan tersebut adalah bulan diturunkannya rahmat kepada segenap hamba, termasuk memberikan kemudahan bagi orang sakit dan musafir untuk berbuka. (Tafsir Ayarul Ahkam oleh Ash Shabuni, I/192)

Lalu diperintakan untuk diganti di hari lain agar mencukupi bilangan puasa selama sebulan penuh. Selain itu, diperintahkan juga untuk memperbanyak dzikir dan takbir ketika selesai melaksanakan ibadah puasa, yakni pada saat bulan Ramadhan sempurna.
Seperti firma SWT yang berbunyi yang artinya:

"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”  (QS. Al-Baqarah: 185)

BACA JUGA:Orang Meninggal Masih Memiliki Hutang Puasa, Bagaimana Hukumnya Menurut Islam..?? Ini Penjelasannya.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa, ayat ini memberikan pengertian: Setelah kita menunaikan apa yang diperintahkan Allah SWT, taat kepada-Nya dengan menjalankan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalkan segala yang diharamkan serta menjaga batasan-batasan (hukum)-Nya, maka perilaku tersebut termasuk dalam golongan orang-orang yang bersyukur. (Tafsir Ibnu Karsir, 1/218).

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Artinya:


"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" [QS Al-Baqarah 186]

BACA JUGA:Kamu Ingin Meraih Malam Lailatul Qadar Ini 7 Amalan Untuk Kamu Raih Kemuliaannya.

Diriwayatkan bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, apakah Tuhan kita dekat sehingga kita berbisik atau jauh sehingga kita berteriak (memanggil-Nya ketika berdo’a)?” Nabi SAW hanya terdiam, sampai Allah SWT menurunkan ayat di atas. (Tafsir Ibnu Katsir; I/219).
Allah SWT sengat dekat dengan hambanya. Ia mengabulkan do’a orang-orang yang memohon, serta memenuhi kebutuhan orang-orang yang meminta. Tidak ada tirai pembatas antara Diri-Nya dengan sarah seorang hamba-Nya. Karena itu, seyogyanya mereka menghadap hanya kepada-Nya dalam berdo’a dan merendahkan diri, lurus dan memurnikan ketaatan pada-Nya semata. (Tafsir Ibnu Katsir, I/218.)

Adapun hikmah penyebutan Allah SWT pada ayat ini yaitu memotivasi kita untuk memperbanyak do’a berangkaian dengan hukum-hukum puasa adalah bimbingan kepada kesungguhan dalam berdo’a, ketika bilangan puasa telah sempurna, bahkan setiap kali berbuka.

Adapun pelajaran yang dapat Diambil dari Ayat-Ayat Puasa Ramdhan yaitu 

Umat Islam wajib melakukan puasa Ramadhan agar menjadi insan yang taqwa dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangannya ketika dalam perjalanan atau Musyafir atau sakit boleh berbuka akan tetapi kedua wajib untuk mengganti bilangan yang di tinggalkan pada waktu hari lain firman Allah SWT yang artinya:

 

“Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari lain ”

BACA JUGA:Ingin Mendapatkan Malam Lailatul Qadar, Malam Lebih Baik Dari 1000 Bulan, Inilah Tanda-tanda Nya

Namun dari dalil di atas mewajibkan mengqodha setiap puasa yang tertinggal dan boleh membayar fidiyah yang sakit adapun untuk mengqodha puasa boleh tidak berturut-turut  

Allah SWT berfirman yang artinya: 

 

“Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari lain”

Demikian makna yang dapat kita petik dari ayat Puasa Ramadhan mudah-mudahan menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiin (djl)

Sumber: