STT GDC Terbitkan Sekuritas Abadi, Investasi S$450 Juta

  STT GDC Terbitkan Sekuritas Abadi,  Investasi S$450 Juta

ST Telemedia Global Data Centers (STT GDC)--

 

 

SINGAPURA, Radar Seluma.Disway.Id,  - ST Telemedia Global Data Centers (STT GDC), salah satu penyedia pusat data dengan pertumbuhan tercepat di dunia, mengumumkan bahwa mereka telah menerbitkan Sustainability-Linked Perpetual (SLP) senilai S$450 juta pada tanggal 8 Januari 2024 sekuritas di bawah program penerbitan utang multi mata uang senilai S$1,5 miliar perusahaan. SLP dihargai 5,7% setelah proses bookbuilding yang kuat.

 

Hasil bersih dari SLP akan digunakan untuk keperluan umum perusahaan, termasuk namun tidak terbatas pada pembiayaan kembali pinjaman yang ada dan pembiayaan investasi, akuisisi, modal kerja umum dan/atau belanja modal perusahaan dan anak perusahaannya.

 

BACA JUGA:Kabar untuk Tamatan SMA/ SMK! Pendaftaran CPNS dan PPPK 2024 Dibuka, Berikut 6 Instansi yang Buka Formasi

 

BACA JUGA: Sekitar 300 Tiket Telah Terjual, Polisi Amankan Sisa! MPC PP Seluma Pungli di Cemoro Sewu

 

Ini adalah penawaran sekuritas abadi pertama dari STT GDC dan menandai beberapa yang pertama dalam industri ini -- SLP berdenominasi dolar Singapura pertama, SLP benchmark publik pertama di Asia, serta publik abadi pertama yang menggunakan pusat data murni secara global.

 

Pada tahun 2022, STT GDC menerbitkan Kerangka Pembiayaan Terkait Keberlanjutan yang mengubah komitmen perusahaan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2030 menjadi rencana aksi nyata, melalui penerbitan solusi keuangan terkait keberlanjutan termasuk namun tidak terbatas pada, obligasi dan pinjaman. Kerangka kerja ini menjunjung tinggi komitmen keberlanjutan STT GDC dengan Indikator Kinerja Utama (KPI) dan Target Kinerja Keberlanjutan (SPT) yang ketat, yang memastikan kemajuan tujuan keberlanjutan jangka menengah dan panjang. SLP ini selaras dengan strategi keberlanjutan STT GDC, dimana STT GDC telah menetapkan target kinerja keberlanjutan untuk meningkatkan persentase energi terbarukan dalam total konsumsi listrik hingga 60% pada tahun 2026.

 

Sumber: