Delta Global Ungkap, 2/3 Konsumen Tolak Belanja Merek Tak Peduli Lingkungan

 Delta Global Ungkap, 2/3 Konsumen Tolak Belanja Merek Tak Peduli Lingkungan

Delta Global peduli lingkungan--

 

 

HONG KONG SAR, Radar Seluma.Disway.id. - Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh spesialis pengemasan mewah dan ramah lingkungan terkemuka, Delta Global , menunjukkan bahwa kesadaran lingkungan sedang meningkat dan semakin berdampak pada cara konsumen berbelanja barang-barang mewah.

 

Studi komprehensif bertajuk "Navigating a Greener Future" dilakukan pada Agustus 2023 oleh firma riset pasar yang berbasis di Hong Kong, Inspiratif-i, dan mensurvei lebih dari 2.000 konsumen barang mewah dari Gen Z hingga Gen X (usia 18–55) di Hong Kong, Australia, Malaysia , Singapura dan Tiongkok daratan. Penelitian ini menyelidiki dampak keberlanjutan terhadap perilaku pembelian konsumen barang mewah – khususnya di kalangan Gen Z dan Milenial, yang akan menjadi konsumen barang mewah terbesar pada tahun 2030 [1] .

BACA JUGA: Usai Diperiksa Sebagai Tersangka, Firli Bahuri Tak Ditahan

BACA JUGA: Mayat Dikubur, Menangis Meminta Ditangguhkan Hidup Kembali. Ini Yang Kan dilakukan Jika Diizinkan Allah SWT

 

Robert Lockyer, Pendiri dan Chief Client Officer Delta Global, meluncurkan laporan "Navigating A Greener Future"

 

Studi tersebut mengungkapkan bahwa komitmen keberlanjutan memiliki dampak yang luar biasa terhadap loyalitas merek. Mayoritas responden mengatakan mereka akan berhenti membeli atau membeli lebih sedikit produk dari merek yang tidak peduli terhadap dampak lingkungannya. Laporan ini juga menemukan bahwa tren seperti peralihan pembelian ke merek yang lebih ramah lingkungan dan pembelian atau penjualan barang mewah bekas semakin meningkat di APAC, terutama di kalangan konsumen Gen Z.

 

“Ada persepsi bahwa konsumen barang mewah di APAC kurang berpengetahuan dan kurang peduli terhadap masalah lingkungan dan keberlanjutan dibandingkan konsumen di Eropa dan Amerika. Survei kami mengungkapkan bahwa kesadaran lingkungan semakin meningkat di kalangan konsumen barang mewah di APAC. Hal ini terutama berlaku di Tiongkok yang pemerintahnya tidak hanya menerapkan kebijakan perlindungan lingkungan tertentu selama 10 tahun terakhir, namun juga konsumen yang merasakan langsung dampak buruk perubahan iklim terhadap kesehatan mereka.

 

Sumber: