PEMATANG AUR - Ditengah harga minyak goreng (Migor) kemasan harga melambung tinggi setelah kebijkan pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET). Migor curah yang masih harga subsidi toko-toko di wilayah Kabupaten Seluma, diklaim tolak pemasokan Migor curah.
Dikatakan Plt Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Kabupaten Seluma, Gun Ibrori, SPd saat dikonfirmasi Radar Seluma diruang kerjanya mengatakan, jika dalam hasil rapat koordinasi bersama Disprindag Provinsi Bengkulu dan Polda Bengkulu beberapa hari yang lalu. Yakni terkait pemasokan Migor curuh ke Kabupaten Seluma. Namun setelah di survey toko-toko menolak.
"Kita ada bantuan minyak curah, tapi kami sudah survey ke lapangan rata-rata toko-toko yang ada di Kabupaten Seluma tidak sanggup untuk menerima," terangnya.
Adapun terkait dengan, alasan mereka tidak menerima dan menjual eceran kembali minyak curah harus merekrut karyawan baru. Hal tersebut lantaran, di dalam menjual eceran minta curah harus dikemas kembali atau harus ada karyawan yang standby. Kemudian karena sudah lama tidak menjual minyak toko tidak lagi memiliki drum sehingga harus membeli jika menerima minyak curah.
"Jadi mereka agak keberatan menerima minyak curah ini karena harus menambah karyawan dan peralatan," jelasnya.
Disperindagkop Kabupaten Seluma telah melaporkan ke Disprindag Provinsi Bengkulu untuk Kabupaten Seluma tidak menerima minyak curah. "Kita sudah laporkan untuk Seluma tidak menerima minyak curah karena toko tidak bersedia dengan alasan tersebut," ungkpanya.
Sementara itu, saat ini khususnya di Kabupaten Seluma Migor sudah tidak langka lagi seperti bulan lalu khususnya jenis kemasan namun harga melambung tinggi mulai dari Rp 25 ribu per kilogram sampai Rp 27 ribu per kilogram sedang minyak curah susah dicari di toko, hanya ada satu dua toko yang menjual eceran minyak curah.(ctr)