فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ
Artinya: “Maka bersabarlah, sesungguhnya janji Allah itu benar.” (QS. Ar-Rum: 60)
Kesabaran Rasulullah SAW menjadi bukti keyakinan beliau terhadap janji Allah bahwa pertolongan dan kemenangan akan datang kepada orang yang sabar dan istiqamah.
Penolakan di Makkah: Rasulullah SAW Tetap Menyeru dengan Lembut
Selama 13 tahun berdakwah di Makkah, Rasulullah SAW menghadapi berbagai bentuk penolakan: dicaci, dituduh gila, penyair, bahkan disihir. Namun beliau tidak pernah berhenti menyampaikan risalah Islam dengan hikmah dan ketenangan.
Ketika pamannya Abu Lahab menolak dan mencaci maki beliau, turunlah Surah Al-Lahab sebagai teguran keras dari Allah, namun Rasulullah tidak pernah membalas dengan kebencian pribadi. Beliau memahami bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan risalah, bukan memaksa manusia untuk beriman.
Allah SWT berfirman:
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَـٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ
Artinya: “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Baqarah: 272)
Ayat ini menjadi pengingat bahwa dakwah harus disertai keikhlasan. Rasulullah SAW sabar bukan karena lemah, tetapi karena yakin sepenuhnya kepada ketentuan Allah SWT.
Hikmah dan Keteladanan dari Kesabaran Rasulullah SAW
1.Kesabaran adalah tanda kekuatan iman.
Rasulullah SAW tidak mudah putus asa, karena beliau tahu perjuangan dakwah adalah ujian dari Allah untuk mengukur keikhlasan hati.
2.Kelembutan lebih menyentuh hati daripada kemarahan.
Banyak musuh Rasulullah yang akhirnya masuk Islam bukan karena takut, tetapi karena tersentuh oleh akhlak dan kesabarannya seperti Khalid bin Walid dan Umar bin Khattab.
3.Dakwah membutuhkan waktu dan keikhlasan.