Data yang Menggugah Waspada
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Meski angka miokarditis tidak sebesar serangan jantung, kontribusinya terhadap gagal jantung dan kematian mendadak tetap signifikan.
Sejumlah studi internasional menunjukkan kejadian miokarditis akibat infeksi virus berada pada kisaran 10 hingga 20 kasus per 100.000 orang setiap tahun. Di kawasan Asia Tenggara, komplikasi jantung pada kasus demam berdarah tercatat dapat terjadi pada 11 hingga 15 persen pasien dengan kondisi berat.
Selama pandemi COVID-19, kesadaran publik tentang miokarditis meningkat. Ada laporan kejadian miokarditis ringan pascavaksinasi COVID-19, tetapi kabar baiknya sebagian besar kasus ini pulih dengan istirahat dan pemantauan medis tanpa dampak jangka panjang.
Mengapa Masyarakat Perlu Tahu
Kesadaran publik tentang miokarditis sangat penting karena penyakit ini bisa menyerang siapa saja, bukan hanya orang dengan riwayat penyakit jantung. Miokarditis juga kerap terlambat dideteksi karena gejalanya samar dan mirip penyakit ringan. Dalam kasus yang berat, peradangan ini dapat meninggalkan kerusakan permanen pada otot jantung dan berujung pada gagal jantung.
Selain itu, beban penyakit jantung di Indonesia masih sangat tinggi. Data Kementerian Kesehatan 2023 menunjukkan penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di tanah air. Pemahaman masyarakat tentang gejala dan pentingnya pemeriksaan dini dapat membantu menekan angka kesakitan dan kematian akibat miokarditis.
Yang Bisa Kita Lakukan
Langkah pertama yang bisa dilakukan masyarakat adalah tidak mengabaikan gejala. Nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan ekstrem yang muncul setelah mengalami demam harus segera diperiksakan ke fasilitas kesehatan agar dapat dievaluasi oleh tenaga medis.
Selain itu, istirahat cukup saat sakit menjadi hal yang tidak boleh disepelekan. Olahraga berat saat tubuh masih dalam fase pemulihan dari flu atau demam dapat meningkatkan risiko miokarditis. Bagi penyintas infeksi berat seperti demam berdarah, pneumonia, atau COVID-19, pemeriksaan lanjutan sangat dianjurkan bila ada keluhan jantung setelah sembuh.
BACA JUGA:Honda Brio Desain Simpel dan Canggih, Nyaman untuk Perjalanan Jauh serta Hemat Biaya
BACA JUGA:Kisah Agung Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW: Perintah Shalat Sebagai Tiang Agama
Penting pula meningkatkan literasi kesehatan jantung di lingkungan keluarga dan komunitas. Edukasi sejak dini akan membantu masyarakat mengenali gejala yang berbahaya. Media massa, tenaga kesehatan, dan lembaga publik juga berperan besar dalam menyampaikan informasi yang benar dan mudah dipahami agar publik tidak terlambat mengenali bahaya ini.
Penutup: Saatnya Tidak Menyepelekan
Miokarditis mungkin tidak sepopuler serangan jantung atau stroke, tetapi dampaknya bisa sama mematikan jika diabaikan. Pesan sederhana untuk kita semua: jangan sepelekan nyeri dada dan sesak napas meski merasa masih muda dan sehat.