• Kalung, gelang, subang (anting besar), dan pending (ikat pinggang emas) sebagai simbol kemakmuran.
• Sunting bunga atau hiasan kepala yang menambah kecantikan dan menandakan kesucian pengantin.
Warna dan Motif yang Sarat Makna
Pakaian adat pengantin Semendo umumnya didominasi oleh warna merah dan emas. Merah melambangkan keberanian, semangat, dan cinta yang membara dalam membangun rumah tangga. Sedangkan emas mencerminkan kemuliaan, kesejahteraan, dan harapan akan kehidupan yang makmur.
Motif songket Semendo biasanya berbentuk floral atau geometris, yang mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Setiap helai tenunan dikerjakan dengan penuh ketelitian, sehingga busana pengantin ini juga menggambarkan kesabaran, ketekunan, dan nilai seni tinggi masyarakat Semendo.
Filosofi dan Nilai Budaya dalam Pakaian Pengantin Semendo
Pakaian pengantin Semendo tidak sekadar mempercantik penampilan, tetapi juga menyampaikan pesan filosofis yang dalam, antara lain:
1. Simbol Kehormatan – Mahkota atau siger kecil yang dikenakan pengantin wanita mencerminkan kedudukan seorang istri sebagai ibu rumah tangga yang dihormati.
2 Tanggung Jawab – Keris yang terselip pada pengantin pria menandakan kewajiban suami melindungi keluarga.
3. Kesetaraan – Perpaduan busana pria dan wanita menunjukkan bahwa keduanya saling melengkapi dalam membina rumah tangga.
4. Kekayaan Budaya – Hiasan songket menegaskan kekayaan seni dan budaya Semendo yang diwariskan turun-temurun.
BACA JUGA:Pesona Pakaian Adat Pengantin Ogan: Warisan Budaya Elegan dari Sumatera Selatan
Proses Pemakaian dalam Upacara Pernikahan
Dalam adat Semendo, prosesi pernikahan dimulai dengan berbagai tahapan seperti ngebet (lamaran), ngidang (penyerahan), hingga akad nikah dan resepsi adat. Pada puncaknya, busana pengantin dikenakan saat resepsi adat yang biasanya diramaikan dengan iringan musik tradisional dan tari-tarian.
Pakaian pengantin diperlakukan dengan sangat hati-hati, bahkan dahulu hanya keluarga tertentu yang mampu mengenakannya karena nilai material dan maknanya yang tinggi. Kini, busana pengantin Semendo tetap lestari, meskipun telah mengalami sentuhan modern agar lebih praktis digunakan.
Keunikan Dibanding Pakaian Adat Lain di Sumatera Selatan
Jika pakaian adat Palembang menonjolkan kemegahan dengan mahkota besar dan perhiasan berlapis-lapis, maka pakaian adat Semendo menekankan kesederhanaan, keanggunan, dan makna filosofis. Busana pengantin Semendo menjadi identitas budaya tersendiri yang membedakannya dari daerah tetangga, sekaligus memperkaya ragam pakaian adat di Sumatera Selatan.
Dari penjelasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa Pakaian adat pengantin Semendo bukan hanya karya seni, tetapi juga manifestasi nilai-nilai luhur masyarakat Semendo. Dari warna, corak, hingga aksesori yang digunakan, semuanya menyimpan pesan moral dan filosofi tentang kehidupan rumah tangga. Busana ini menegaskan bahwa pernikahan bukan sekadar penyatuan dua insan, melainkan juga menyatukan dua keluarga besar dengan tradisi dan kehormatan yang dijaga turun-temurun.
Warisan budaya seperti pakaian adat pengantin Semendo perlu terus dilestarikan agar tidak tergerus modernisasi. Generasi muda diharapkan tidak hanya mengenakan busana ini pada saat pernikahan, tetapi juga memahami makna di baliknya. Dengan begitu, adat Semendo akan tetap hidup, dihargai, dan menjadi kebanggaan bangsa.
Keindahan pakaian pengantin Semendo adalah cerminan bahwa dalam kesederhanaan terdapat kemegahan, dalam adat terdapat kearifan, dan dalam busana terdapat identitas. Oleh karena itu, menjaga dan mempopulerkannya merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan wujud cinta terhadap budaya Indonesia. (djl)