Pakaian adat pengantin Mukomuko tidak bisa dilepaskan dari rangkaian tradisi pernikahan adat setempat. Prosesi pernikahan biasanya diawali dengan malam bainai, diikuti akad nikah, dan kemudian resepsi adat. Pada saat resepsi, kedua mempelai tampil anggun mengenakan pakaian adat kebanggaan ini, menjadi pusat perhatian sekaligus simbol penyatuan dua keluarga besar.
Dalam prosesi, pengantin perempuan sering didampingi oleh dayang-dayang yang juga mengenakan busana tradisional lebih sederhana. Sementara keluarga besar kedua belah pihak turut hadir dengan pakaian adat masing-masing, menambah semarak suasana.
Dari penjelasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa Pakaian adat pengantin Mukomuko bukan sekadar busana, melainkan warisan budaya yang sarat makna. Dari bentuk, warna, hingga aksesori, semuanya mencerminkan filosofi kehidupan, doa, serta harapan orang tua kepada kedua mempelai. Busana ini juga menjadi bukti bagaimana budaya Mukomuko berdiri kokoh di antara pengaruh Melayu dan Minangkabau, melahirkan identitas unik yang patut dijaga.
Di tengah arus modernisasi dan perkembangan zaman, pakaian adat pengantin Mukomuko tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Tidak hanya sebagai simbol pernikahan adat, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya menjaga tradisi leluhur. Generasi muda Mukomuko diharapkan terus melestarikan busana sakral ini, agar keindahan dan keanggunannya tetap abadi sepanjang masa.
Pernikahan adat dengan balutan busana khas Mukomuko adalah bukti nyata bahwa budaya bukan sekadar kenangan masa lalu, melainkan jati diri yang memperkuat identitas bangsa. (djl)