Nabi Muhammad Rasulullah SAW juga menjelaskan keutamaan bulan Muharam dan pentingnya rasa syukur dalam kehidupan. Dalam sebuah hadits disebutkan:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Artinya: "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu Muharam. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR. Muslim no. 1163)
Hadits ini tidak hanya menunjukkan keistimewaan Muharam sebagai bulan Allah, tetapi juga membuka peluang besar untuk bersyukur melalui ibadah puasa dan qiyamullail.
Wujud Nyata Syukur di Bulan Muharam
1. Introspeksi Diri dan Hijrah Pribadi
Muharam adalah momentum untuk melakukan hijrah spiritual: berpindah dari kelalaian menuju kesadaran, dari kemaksiatan menuju ketaatan. Rasa syukur ditunjukkan dengan terus berupaya memperbaiki diri.
2. Memperbanyak Ibadah Sunnah
Seperti puasa di hari Asyura (10 Muharam) dan Tasu’a (9 Muharam). Rasulullah SAW bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Artinya: "Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar bisa menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)
Ini adalah bentuk rasa syukur atas pengampunan dan kasih sayang Allah.
3. Berbagi dan Bersedekah
Mensyukuri nikmat rezeki dengan berbagi kepada sesama, terutama kepada fakir miskin dan anak yatim, merupakan bentuk ibadah sosial yang sangat dianjurkan.
4. Meningkatkan Ketaatan Keluarga
Mengajak keluarga untuk mengawali tahun baru Hijriyah dengan kegiatan islami seperti membaca Al-Qur’an, berdoa bersama, dan merenungi sejarah hijrah Rasulullah SAW.