Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Hijrah bukan sekadar perpindahan tempat, melainkan juga transformasi hati, pikiran, dan perbuatan. Dalam konteks membangun keluarga sakinah, hijrah menjadi sarana untuk memperbaiki niat, amal, dan tujuan hidup berumah tangga. Ia menjadi tonggak awal lahirnya keluarga yang diridhai Allah, yang hidup dalam naungan kasih sayang dan keimanan.
Keluarga sakinah tidak lahir dari gaya hidup duniawi yang bebas nilai, tetapi dari perjuangan dan kesadaran spiritual. Hijrah adalah titik awal bagi setiap keluarga Muslim untuk membangun rumah tangga yang bukan hanya harmonis, tetapi juga bernilai ibadah. Maka, mari kita berhijrah—bersama pasangan dan anak-anak—menuju keluarga sakinah yang diberkahi dunia dan akhirat.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْهِجْرَةِ وَالسُّنَّةِ، وَارْزُقْنَا بُيُوتًا سَكِينَةً مَوَدَّةً وَرَحْمَةً آمِينَ
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang berhijrah di jalan-Mu dan mengikuti sunnah Nabi-Mu, serta karuniakan kepada kami rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah":Aamiin (djl)