2. Dekat dengan Hari-Hari Terbaik
Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
Artinya: "Tidak ada hari-hari di mana amal saleh pada hari-hari itu lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah." (HR. Bukhari)
Sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah adalah momentum luar biasa untuk meningkatkan kualitas iman dan amal. Muhasabah dalam periode ini bisa menjadi landasan kuat untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal kebajikan secara sadar dan terarah.
Langkah-langkah Muhasabah Diri
1. Mengevaluasi Iman dan Ibadah
Apakah shalat kita sudah khusyuk? Apakah kita menjaga wudhu dan berjamaah? Apakah tilawah Al-Qur’an menjadi rutinitas harian? Semua ini perlu ditinjau agar kita tahu sejauh mana hubungan kita dengan Allah.
2. Mengukur Amal Sosial
Sejauh mana kita peduli terhadap sesama? Apakah kita sering bersedekah? Menyantuni anak yatim? Menolong orang dalam kesulitan? Muhasabah akan menyadarkan kita apakah kita telah menjadi hamba Allah yang bermanfaat bagi orang lain.
3. Mengevaluasi Dosa dan Kekhilafan
Rasulullah SAW bersabda:
الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Artinya: "Orang cerdas adalah yang menghisab dirinya dan beramal untuk (bekal) setelah mati. Sedangkan orang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah." (HR. Tirmidzi)
Kita harus jujur mengakui kesalahan: lisan yang menyakitkan, mata yang melihat maksiat, hati yang dipenuhi dengki. Muhasabah mendorong kita bertobat dan memperbaiki kekurangan tersebut.
BACA JUGA:Spirit Pengorbanan dalam Kehidupan Sehari-Hari