Satu Hari di Akhirat Sama dengan Seribu Tahun di Dunia

Satu Hari di Akhirat Sama dengan Seribu Tahun di Dunia

Radarseluma.disway.id -Satu Hari di Akhirat Sama dengan Seribu Tahun di Dunia--

"Satu Hari di Akhirat Sama dengan Seribu Tahun di Dunia"
 
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Pembahasan tentang waktu di akhirat selalu menjadi renungan mendalam bagi umat Islam. Salah satu konsep besar yang dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah bahwa waktu di akhirat berbeda sepenuhnya dari waktu di dunia. Sebagaimana Allah menjelaskan bahwa satu hari di sisi-Nya sama dengan seribu tahun menurut perhitungan manusia, konsep ini memberikan gambaran betapa dahsyatnya peristiwa akhirat, yang tidak bisa dibandingkan dengan hitungan waktu dunia.
 
Banyak ulama menjelaskan bahwa perumpamaan seribu tahun ini menggambarkan betapa panjang, berat, dan menggetarkannya balasan di akhirat baik balasan berupa nikmat bagi ahli taqwa maupun siksaan bagi mereka yang lalai. Satu kesalahan yang tidak ditaubati dapat menjadi sebab datangnya hukuman Allah, dan satu kewajiban yang ditinggalkan dengan sengaja dapat mendatangkan penyesalan yang amat panjang pada hari yang kadar waktunya sangat berbeda.
 
Tulisan ini mendalami penjelasan Al-Qur'an dan hadits tentang waktu di akhirat, makna hukuman dan balasan Allah, serta renungan mendalam agar kita lebih serius menjalani kehidupan dunia sebagai ladang amal.
 
Makna Satu Hari di Akhirat Sama dengan Seribu Tahun di Dunia
 
Konsep ini diabadikan Allah dalam beberapa ayat Al-Qur’an, sebagai pengingat bahwa waktu di akhirat tidak sama dengan waktu dunia.
 
1. Ayat Pertama: Penjelasan Allah tentang Perbedaan Waktu
 
Allah berfirman:
 
وَإِنَّ يَوْمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
 
Artinya: "Dan sungguh, satu hari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan kalian." (QS. Al-Hajj: 47)
 
Ayat ini turun sebagai tanggapan terhadap orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan. Mereka menganggap hari kiamat terlalu jauh, sehingga Allah menegaskan bahwa ukuran waktu di akhirat bukan seperti waktu yang mereka kenal di dunia.
 
Ulama menafsirkan bahwa ayat ini menegaskan dua hal:
 
Luasnya kekuasaan Allah atas waktu, sehingga manusia tidak layak meremehkan janji dan ancaman-Nya.
 
Lamanya azab bagi pendosa, karena satu hari saja di akhirat sama dengan seribu tahun waktu dunia, apalagi jika hukuman itu berlangsung berhari-hari atau bahkan berabad-abad menurut hitungan dunia.
 
 
2. Ayat Kedua: Perumpamaan Bagi Malaikat dan Hari Hisab
 
Allah juga berfirman:
 
تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
 
Artinya: "Para malaikat dan ar-Ruh (Jibril) naik kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun."
(QS. Al-Ma’arij: 4)
 
Ayat ini menggambarkan dahsyatnya hari kiamat. Jika satu hari saja setara dengan lima puluh ribu tahun, maka siapa yang sanggup menanggung siksa atau penantian yang panjangnya tak terbayangkan?
 
Hadits-Hadits tentang Dahsyatnya Waktu di Akhirat
 
 
Rasulullah SAW juga menguatkan konsep ini dalam beberapa hadits shahih.
 
1. Hadits tentang Beratnya Hari Kiamat
 
Rasulullah SAW bersabda:
 
« يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا »
 
Artinya: "Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum disunat." (HR. Bukhari dan Muslim)
 
Hadits ini menggambarkan suasana yang mencekam semua manusia sibuk memikirkan diri sendiri, tanpa memperhatikan keadaan orang lain. Hari itu sangat panjang dan melelahkan.
 
2. Hadits tentang Panjangnya Hari Berdiri di Padang Mahsyar
 
Rasulullah SAW bersabda:
 
« إِنَّهُ لَيُخَفَّفُ عَلَى الْمُؤْمِنِ حَتَّى يَكُونَ أَهْوَنَ عَلَيْهِ مِنْ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ »
 
Artinya: "Sesungguhnya hari itu diringankan bagi orang yang beriman sehingga terasa baginya seperti waktu melaksanakan shalat fardhu."
(HR. Ahmad)
 
Ini menunjukkan bahwa panjangnya waktu di akhirat tidak sama bagi setiap orang:
 
Bagi pendosa, satu hari terasa seperti ribuan tahun.
 
Bagi orang beriman, Allah meringankannya hingga terasa sangat singkat.
 
Benarkah Meninggalkan Satu Shalat Dibalas Satu Hari Siksaan di Akhirat?
 
Dalam banyak kitab ulama, dijelaskan bahwa meninggalkan shalat dengan sengaja adalah dosa besar yang ancamannya sangat berat. Sementara tidak ada dalil shahih yang menyebutkan:
 
“Meninggalkan satu shalat dihukum satu hari di akhirat.”
 
Namun, para ulama sepakat bahwa meninggalkan shalat adalah dosa besar yang dapat mendatangkan siksa sangat panjang, karena shalat adalah tiang agama dan kewajiban pertama yang akan dihisab.
 
Dalil umum tentang beratnya siksa bagi orang yang meninggalkan shalat dapat ditemukan dalam firman Allah:
 
 فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ * الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
 
Artinya: "Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang lalai dari shalatnya." (QS. Al-Ma’un: 4–5)
 
Syaikh As-Sa'di menjelaskan bahwa “celaka” dalam ayat ini menunjukkan azab yang sangat pedih.
 
Jika orang yang shalat tetapi lalai saja diancam dengan azab, maka bagaimana lagi dengan mereka yang meninggalkan shalat, padahal satu hari azab di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia?
 
Ini menjadi renungan besar bahwa setiap amal, termasuk kelalaian terkecil, dapat menjadi sebab balasan di akhirat yang kadarnya tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan dunia.
 
 
Renungan: Mengapa Waktu Akhirat Diperpanjang?
 
Para ulama menjelaskan beberapa hikmah:
 
1. Agar manusia lebih serius bertakwa
 
Dunia hanyalah tempat singgah. Jika manusia menganggap remeh dosa, maka ancaman siksa yang “satu hari sama dengan seribu tahun” menjadi pengingat keras.
 
2. Agar manusia mengejar amal yang pahalanya tidak terhingga
 
Amal kecil saja bisa menjadi penyelamat jika Allah berkehendak. Satu tasbih, satu sedekah, satu sujud semuanya bisa bernilai sangat besar.
 
3. Karena kenikmatan dan azab akhirat bersifat kekal
 
Waktu di akhirat tidak sama seperti di dunia karena akhirat adalah alam yang kekal, sehingga setiap balasan diberikan dengan kadar waktu yang panjang.
 
Konsep bahwa satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia memberikan pelajaran mendalam bagi umat Islam. Al-Qur’an menegaskan bahwa waktu di sisi Allah tidak sama dengan waktu manusia, dan panjangnya waktu itu menggambarkan dahsyatnya balasan bagi setiap amal.
 
Meninggalkan shalat meski satu kali adalah dosa besar yang dapat mendatangkan azab yang sangat panjang. Sebaliknya, Allah juga akan meringankan hari kiamat bagi orang-orang beriman sehingga terasa seperti waktu singkat menjalankan shalat wajib.
 
Oleh karena itu, kehidupan dunia harus menjadi ladang amal yang dipenuhi ketaatan, karena kelalaian sekecil apa pun dapat membawa penyesalan panjang di akhirat.
 
Semoga tulisan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa waktu dunia yang singkat harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Jangan pernah menunda taubat, jangan meremehkan kewajiban, dan jangan meremehkan dosa. Hari akhirat sangat panjang, sangat dahsyat, dan penuh balasan yang setimpal.
 
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang menjaga shalat, memperbaiki amal, dan selamat dari siksaan yang panjang pada hari di mana satu harinya setara dengan seribu tahun di dunia. (djl)

Sumber:

Berita Terkait