Malaikat adalah makhluk yang taat kepada Allah dan selalu berdoa untuk kebaikan manusia, terutama di bulan Ramadhan. Ketika bulan ini berlalu, mereka bersedih karena kesempatan bagi umat Islam untuk mendapatkan ampunan berkurang.
BACA JUGA:Menyambut Takbir, Tahmid, dan Tahlil Usai Puasa dengan Penuh Gembira
Keempat: Nabi Muhammad SAW menangis di malam terakhir Ramadhan
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai bulan Ramadhan, karena itu beliau menangis ketika bulan ini hampir berakhir. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda:
لَوْ يَعْلَمُ الْعِبَادُ مَا فِي رَمَضَانَ لَتَمَنَّتْ أُمَّتِي أَنْ يَكُونَ رَمَضَانُ السَّنَةَ كُلَّهَا
Artinya: “Seandainya hamba-hamba mengetahui apa yang ada dalam bulan Ramadhan, niscaya umatku akan berharap agar sepanjang tahun itu adalah Ramadhan.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir)
Kesedihan Langit, Bumi, dan Malaikat mengajarkan kita beberapa hal penting:
1. Menunjukkan keutamaan Ramadhan
Bulan ini memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Jika alam semesta bersedih atas kepergiannya, maka kita sebagai manusia juga seharusnya merasakan kesedihan yang sama.
2. Memotivasi untuk terus beribadah setelah Ramadhan
Jangan sampai kita hanya rajin beribadah di bulan Ramadhan, lalu kembali lalai setelahnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ.
Artinya: “Amal yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
BACA JUGA:Menjaga Iman dan Taqwa Pasca Bulan Suci Ramadhan
3. Mengingatkan pentingnya memohon ampunan
Ramadhan adalah bulan maghfirah (ampunan). Oleh karena itu, kita harus tetap beristighfar dan memohon rahmat Allah, meskipun bulan ini telah berlalu.