Alangkah terkejutnya saat itu Asiyah ternyata ada seorang anak bayi laki-laki dan langsung di bawahnya kehadapan Raja Firaun
Kisah ini turut disebutkan dalam firman Allah SWT, dalam Surat Al Qasas ayat 9 berbunyi:
وَقَالَتِ امْرَاَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّيْ وَلَكَۗ لَا تَقْتُلُوْهُ ۖعَسٰٓى اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ٩
Artinya: "Istri Firʻaun berkata (kepadanya), "(Anak ini) adalah penyejuk hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya. Mudah-mudahan dia memberi manfaat bagi kita atau kita mengambilnya sebagai anak." Mereka tidak menyadari (bahwa anak itulah, Musa, yang kelak menjadi sebab kebinasaan mereka)." (QS Al Qasas 9)
Ketika melihat bayi laki-laki yang di bawah oleh istrinya dan Fir'aun menganggap itu adalah anak keturunan Bani Israil maka Fir'aun memerintahkan untuk di bunuh sehingga terjadilah perdebatan antara Fir'aun dan istrinya dan Asiyah berusaha menyakinkan untuk membuat Fir'aun untuk mencintai anak itu untuk di jadikan anak angkatnya sebab Fir'aun dan Asiyah belum memiliki keturunan
Asiyah berkata, "Dia merupakan biji mata (buah hati) bagiku dan bagimu." Kemudian, Fir'aun menjawab, "memang benar bagimu. Namun tidak bagiku."
Hingga perdebatan panjang Raja Fir'aun tetap ingin membunuh anak tersebut namun Asiyah tidak putus asa untuk meyakinkan Fir'aun sehingga Fir'aun mengabulkan permintaan istrinya kemudian anak tersebut di beri nama Musa oleh Asiyah
Asiyah merasa bingung ketika ia mencari seorang perempuan yang bisa menyusui Musa.
Musa selalu menolak perempuan yang hendak untu menyusuinya.
Tetapi, ketika Musa hendak dihanyutkan ke sungai, diam-diam saudaranya mengikuti ke mana bayi itu hanyut.