Mengamalkan Tauhid dalam Ibadah Ramadhan

Radarseluma.disway.id - Mengamalkan Tauhid dalam Ibadah Ramadhan--
Radarseluma.disway.id - Tauhid merupakan inti dari ajaran Islam dan menjadi pondasi utama dalam setiap ibadah, termasuk dalam pelaksanaan ibadah di bulan Ramadhan. Tauhid dalam Islam berarti mengesakan Allah dalam segala aspek kehidupan, baik dalam keyakinan (tauhid rububiyah), peribadatan (tauhid uluhiyah), maupun dalam memahami sifat-sifat-Nya (tauhid asma' wa shifat).
Bulan Ramadhan adalah kesempatan emas bagi setiap Muslim untuk mengukuhkan tauhid dalam kehidupan sehari-hari, karena ibadah-ibadah yang dilakukan pada bulan ini, seperti puasa, shalat, tilawah Al-Qur'an, dan doa, semuanya berlandaskan pada keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Tanpa tauhid yang benar, ibadah Ramadhan bisa kehilangan esensi dan menjadi sekadar ritual tanpa makna. Oleh karena itu, memahami dan mengamalkan tauhid dalam ibadah Ramadhan adalah suatu keharusan bagi setiap Muslim.
BACA JUGA:Pesan Rasulullah di Bulan Suci Ramadhan: Jangan Tinggalkan 4 Amalan Ini
Makna Tauhid dalam Ibadah Ramadhan
1. Tauhid dalam Puasa Ramadhan
Puasa adalah ibadah yang langsung berkaitan dengan keimanan seseorang kepada Allah. Dalam Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman yang berbunyi:
قَالَ اللَّهُ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
"Allah berfirman: 'Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.'" (HR. Bukhari No. 1904, Muslim No. 1151)
Hadits ini menunjukkan bahwa Puasa adalah ibadah yang sangat erat dengan tauhid, karena hanya Allah SWT yang mengetahui sejauh mana keikhlasan seseorang dalam berpuasa. Tidak ada riya dalam Puasa karena ibadah ini dilakukan secara tersembunyi, dan hanya orang yang bertauhid dengan benar yang akan menjalankannya dengan penuh keikhlasan.
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 183 Allah SWT juga menegaskan tujuan Puasa yang mana berbunyi
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini menunjukkan bahwa Puasa bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan, yang merupakan buah dari tauhid yang benar. Orang yang bertauhid dengan benar akan berpuasa dengan penuh keimanan, mengharapkan ridha Allah, dan menjauhi hal-hal yang membatalkan pahala puasanya seperti dusta, ghibah, dan kemaksiatan lainnya.
BACA JUGA:Ketika Ramadhan Pergi, Apa yang Tersisa dalam Diri Kita?
2. Tauhid dalam Ibadah Malam Ramadhan (Qiyamullail dan Tilawah Al-Qur'an)
Salah satu amalan utama di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih dan qiyamullail. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Barang siapa yang mendirikan shalat pada malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari No. 37, Muslim No. 759)
Tauhid dalam Qiyamullail terwujud dalam keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang berhak disembah dan dimohon pertolongan. Orang yang bertauhid akan menegakkan Qiyamullail bukan untuk dipuji Manusia, melainkan sebagai bentuk penghambaan yang tulus kepada Allah SWT
Selain itu, membaca Al-Qur'an juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang mana berbunyi:
اقْرَؤُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
Artinya: "Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa'at bagi para pembacanya." (HR. Muslim No. 804)
Membaca Al-Qur'an dengan tadabbur dan keyakinan bahwa itu adalah firman Allah adalah bentuk nyata dari tauhid. Orang yang memahami tauhid akan mengimani bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk yang datang dari Allah, bukan sekadar bacaan tanpa makna.
3. Tauhid dalam Doa dan I’tikaf di Akhir Ramadhan
Sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah waktu yang paling mulia, karena di dalamnya terdapat Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa yang mencerminkan tauhid ketika mencari malam tersebut:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau menyukai pemaafan, maka ampunilah aku." (HR. Tirmidzi No. 3513)
Doa ini menunjukkan bahwa seorang Muslim harus meyakini bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan untuk mengampuni dosa. Keyakinan ini merupakan wujud dari tauhid dalam ibadah.
I’tikaf di masjid juga merupakan bentuk penghambaan yang murni kepada Allah. Seorang yang beri’tikaf meninggalkan dunia dan hanya fokus pada ibadah kepada Allah, menguatkan tauhidnya dengan mendekatkan diri kepada-Nya tanpa gangguan duniawi.
BACA JUGA:Sabar dan Syukur: Kunci Keberkahan Ibadah
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa mengamalkan tauhid dalam ibadah Ramadhan berarti menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan dan keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan dimohon pertolongan. Puasa, qiyamullail, tilawah Al-Qur'an, doa, dan i’tikaf adalah sarana untuk memperkuat tauhid seorang Muslim.
Setiap ibadah dalam Ramadhan harus dilandasi oleh tauhid yang murni agar mendapatkan keberkahan dan pahala dari Allah. Dengan demikian, Ramadhan bukan hanya menjadi ritual tahunan, tetapi juga momentum untuk memperkokoh hubungan dengan Allah dan meningkatkan ketaqwaan.
Tauhid adalah ruh dalam setiap ibadah. Tanpa tauhid, ibadah menjadi hampa dan tidak bernilai di sisi Allah. Ramadhan adalah bulan di mana seorang Muslim dapat menguatkan tauhidnya melalui berbagai ibadah yang penuh keikhlasan dan ketakwaan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu mengamalkan tauhid dalam ibadah Ramadhan dengan sempurna dan mendapatkan ridha Allah. Aamiin.(djl)
Sumber: