Perluas Akses ke Keuangan Syariah, BUMA Tawarkan Sukuk PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA)

Delta Dunia Group berkantor pusat di Jakarta--
JAKARTA, INDONESIA, Radarseluma.disway.id - PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) , anak perusahaan utama PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group, IDX: DOID) , mengumumkan penawaran Sukuk Ijarah I BUMA 2025 (Sukuk) , Sukuk perdananya. Dengan jumlah maksimum sebesar Rp2 triliun, penawaran Sukuk ini menandai tonggak bersejarah lainnya dalam strategi diversifikasi keuangan Grup, memperluas basis investor Grup ke pasar keuangan Syariah.
BACA JUGA:Paripurna Istimewa Pidato Perdana Bupati Seluma, Dilaksanakan 3 Maret
BACA JUGA:Total 182 Desa, Baru 10 Bumdes Sampaikan Hasil RAT ke DPMD
Sukuk, yang sering disebut sebagai obligasi Islam, adalah instrumen keuangan yang sesuai dengan Syariah yang mirip dengan obligasi konvensional tetapi terstruktur untuk menghasilkan pengembalian dari kinerja aset dasar, bukan bunga, yang memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip keuangan Syariah. Sukuk Ijarah I BUMA 2025 ditawarkan dalam tiga seri: Seri A dengan durasi tenor 370 hari, Seri B dengan tenor 3 tahun, dan Seri C dengan tenor 5 tahun, dimulai sejak tanggal penerbitan. Pembayaran Biaya Ijarah triwulanan akan dimulai pada tanggal 20 Juni 2025, dengan pembayaran penuh terakhir pada saat jatuh tempo pada bulan Maret 2026, 2028, dan 2030. Periode bookbuilding berlangsung dari tanggal 24 Februari hingga 7 Maret 2025.
Iwan Fuad Salim, Direktur Delta Dunia Group , menyatakan, “Penawaran Sukuk Ijarah I BUMA 2025 menandai tonggak penting lainnya dalam strategi pembiayaan kami, yaitu mendiversifikasi sumber pembiayaan sekaligus meningkatkan kemampuan operasional. Permintaan investor yang kuat terhadap Obligasi BUMA II 2024 yang baru-baru ini kelebihan permintaan menggarisbawahi kepercayaan terhadap kekuatan finansial BUMA dan eksekusi yang disiplin. Penawaran Sukuk ini semakin memperkuat kredibilitas dan kemampuan kami untuk mengamankan berbagai sumber pendanaan demi pertumbuhan yang berkelanjutan.”
Pasar Sukuk global terus berkembang, didorong oleh meningkatnya permintaan instrumen keuangan yang sesuai dengan Syariah dan meningkatnya penerbitan oleh pemerintah dan perusahaan. Asia Tenggara—khususnya Indonesia dan Malaysia—terus menjadi kawasan utama, yang diuntungkan oleh ekosistem keuangan Syariah yang matang, kerangka regulasi yang kuat, dan lembaga keuangan yang mapan. Dengan pasar Sukuk global yang diproyeksikan akan melampaui $1 triliun dalam aset beredar pada tahun 2025, Indonesia diharapkan memainkan peran utama dalam mempertahankan momentum ini [1] , menawarkan peluang signifikan bagi penerbit dan investor.
BACA JUGA:Pemungutan Suara Ulang di Bengkulu Selatan, Nasdem Konsolidasi! Siapkan Cabup Terbaik
BACA JUGA: Kades, Sekdes dan Bendahara Dusun Tengah Seluma Diperiksa Polres, Dugaan Korupsi DD
"Dengan memanfaatkan pasar keuangan Syariah yang sedang berkembang, Grup membangun sumber pembiayaan yang beragam, memperkuat struktur permodalan, memperluas basis investor, dan memperkuat komitmennya terhadap ketahanan keuangan dan keunggulan operasional," tambah Iwan.
Sumber: