KH Ahmad Dahlan Ulama Besar Pendiri Organisasi Muhammadiyah Part Satu

KH Ahmad Dahlan Ulama Besar Pendiri Organisasi Muhammadiyah Part Satu

Kajian Islam. Biografi K.H Ahmad Dahlan sang pendiri Ormas Muhammadiyah --

"Biografi K.H Ahmad Dahlan Ulama Besar Indonesia"
 
Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id - KH Ahmad Dahlan lahir di Jogjakarta 1 Agustus 1869 dengan nama kecil pemberian orang tua nya bernama Muhammad Darwisy anak ke empat dari tujuh bersaudara, KH Ahmad Dahlan merupakan putra dari K.H Abu Bakar Bin Sulaiman dan Siti Aminah Binti Ibrahim Bin Hasan.
Sang ayah K.H Abu Bakar juga merupakan seorang Ulama besar yaitu seorang Khatib Mesjid dari Kesultanan Kraton Yogyakarta 
 
Sementara sang ibunda tercinta Siti Aminah juga bukan orang sembarangan juga terlahir dari keturunan pemula Gama yaitu pejabat penghulu Kesultanan dari Kraton Yogyakarta 
 
Sehingga secara garis keturunan K.H Ahmad Dahlan merupakan terlahir dari keturunan Ulama dan pemula Agama yang taat dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT 
 
 
Sehingga atas didikan Agama yang kuat dari kedua orang tuanya membawa K.H Ahmad Dahlan pada usia 15 tahun berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji sekaligus menekuni ilmu Agama Islam di Kota Mekkah dan memutuskan untuk tinggal di Mekkah selama lima tahun untuk mendalami ilmu Agama Islam.
 
Selama tinggal di Mekkah K.H Ahmad Dahlan banyak berinteraksi dengan pemikir-pemikir pembaharu Islam dan para Ulama yaitu Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Al-Afghani, dan Ibnu Taimiyah. 
 
 
Setelah lima tahun mendalami ilmu Agama Islam di Mekkah K.H Ahmad Dahlan pulang ke tanah kelahirannya.
K.H Ahmad Dahlan yang semula bernama Muhammad Darwisy pemberian dari kedua orang tua nya mengganti nama nya dengan nama K.H Ahmad Dahlan sehingga ia lebih di kenal sebagai sosok bernama K.H Ahmad Dahlan 
 
K.H Ahmad Dahlan dalam memperdalam ilmu Agama Islam tidak hanya memperdalam ke Tanah Suci Mekkah saka namun K.H Ahmad Dahlan juga pernah menjadi murid dan menuntut ilmu Agama Islam kepada K.H Hasyim Asy'ari pendiri Ormas Islam terbesar di Indonesia yaitu pendiri organisasi Nahdlatul Ulama kakek Abdurahman Wahid mantan Presiden Republik Indonesia ke 4
 
Untuk mengikuti Sunnah Rasulullah SAW KH Ahmad Dahlan menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, putri dari  Kiyai Penghulu Haji Fadhil, dari hasil pernikahannya dengan Siti Walidah K.H Ahmad Dahlan di karuniai Dari enam orang anak empat perempuan dan dua laki-laki yaitu Djohanah, Muhammad Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah.
 
 
Pada tahun 1903, K.H Ahmad Dahlan kembali ke Makkah untuk perdalam ilmu Agama nya namun K.H Ahmad Dahlan tidak sendiri ia membawa putranya yaitu Muhammad Siraj Dahlan yang masih berusia 6 tahun selama dua tahun, 
 
Setelah pulang ke dari Mekkah K.H Ahmad Dahlan mulai memiliki ide-ide yang cemerlang untuk mengembangkan Agama Islam agar lebih berkembang secara praktis dan terorganisir maka pada tahun 1911 K.H Ahmad Dahlan mendirikan sebuah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islam setingkat sekolah dasar
 
Adapun Madrasah yang didirikan merupakan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah sebagai sarana pendidikan yang dikembangkan secara informal yang bertujuan untuk mengajarkan ilmu Agama Islam dan pengetahuan umum secara bersamaan sehingga antara ilmu Agama dan dunia berjalan selaras dan berimbang.
 
Gagasan pendirian Madrasah Ibtidaiyah Diniyah yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan tidak semulus yang ia harapkan bahkan mendapatkan penolakan dari sebagian besar masyarakat namun K.H Ahmad Dahlan tidak putus asa dan menyerah sehingga berkat hasil perjuangannya ide dan gagasannya bisa di terima oleh masyarakat bahkan saat ini.
 
Untuk lebih mengembangkan gagasan nya dalam penyebaran Agama Islam melalui dunia pendidikan dalam hal menyatukan pendidikan Agama dan formal K.H Ahmad Dahlan mendirikan organisasi yaitu Organisasi Muhammadiyah pada 18 November 1912 atau 8 Dzulhijjah 1330 H.
 
Itulah sosok K.H Ahmad Dahlan yang memiliki gagasan-gagasan yang cemerlang sehingga mampu mendirikan sebuah organisasi besar yaitu Muhammadiyah untuk lebih mengenal dan mendalami Muhammadiyah akan kita bahas di episode-episode selanjutnya. (djl) Bersambung Part Dua 

Sumber: