Dua Orang di Seluma Meninggal Karena Komorbid TBC

Dua Orang di Seluma Meninggal Karena Komorbid TBC

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Mazda, SKM M Ling--

 

PEMATANG AUR, radarseluma.disway.id - Dinas Kesehatan melalui Bidang P2P mencatat tahun ini ada dua orang masyarakat Kabupaten Seluma yang meninggal dunia akibat komorbid. Meninggal akibat komplikasi TBC dengan penyakit lain seperti diabetes." Untuk TBC kita di angka 184 orang. Dua orang dalam tahun ini sudah meninggal dunia. Tetapi bukan murni karena TBC melainkan ada komplikasi," kata Mazda, S.Km Kabid P2P, kemarin.

 

Dijelaskan oleh Mazda TBC melemahkan sistem imun atau kekebalan tubuh. Sehingga penyakit lainnya seperti diabetes menjadi lebih cepat berkembang. 

 

Kemudian bagi yang pernah kontak tinggal satu rumah dengan pasien TBC maka wajib mengkonsumsi obat TBC terlepas positif atau negatif TBC. 

 

"Khusus untuk TBC ini ada kaitannya juga dengan diabetes. Jadi hasil penelitian 10 dari penderita diabetes didapati 3 orang positif TBC. Kemudian begitu juga sebaliknya dari 10 penderita TBC didapati 3 orang yang terkena diabetes. Gejala awal itu bisa diketahui kalau tiga hari berturut batuk berdahak, badan keringat terus siang malam, dan berat badan menurun maka ada baiknya cek dahak ke Puskesmas terdekat," sambungnya.

BACA JUGA:Idul Adha, Bupati Seluma: Momentum Tingkatkan Ketakwaan dan Keikhlasan

BACA JUGA: Desa Jenggalu Seluma, Terbanyak Qurban Se-kabupaten! LDII Seluma Sumbang 13 Ekor Hewan Kurban

BACA JUGA: Harga Cabai Merah Tembus Rp 80 Ribu/Kg, Berikut Daftar Harga Bahan Pokok di Seluma

"Kemudian untuk keluarga yang pernah kontak dengan pasien tinggal dalam satu rumah itu wajib mengkonsumsi obat TBC walaupun hasil cek dahaknya negatif. Bagi lima orang tetangga yang pernah kontak dengan pasien TBC juga diwajibkan cek dahak untuk menghindari penularan TBC," urainya. 

 

Menurut Mazda, penyebab tingginya angka TBC di Seluma disebabkan kesadaran masyarakat untuk melakukan screaning yang kurang. Sehingga tanpa disadari TBC ini sudah menular ke orang lain."Kendalanya soal screaning. Banyak yang tidak melakukan cek dahak dan kadang masih menduga hanya batuk flu biasa," jelasnya. 

Sumber: