Bengkulu Selatan Waspada DBD, Sudah 158 Kasus, 2 MD

 Bengkulu Selatan Waspada DBD, Sudah  158 Kasus, 2 MD

Petugas Dinkes B lakukan fogging--

Ia mengakui DBD saat ini terjadi di seluruh daerah, desa dan wilayah yang ada di Indonesia dan mengancam keselamatan masyarakat. Sehingga pencegahan perlu dilakukan, khususnya kesadaran diri sendiri akan kebersihan lingkungan.

 

Gusnan meminta masyarakat untuk melakukan upaya langsung dengan mencegah adanya tempat berkembang biaknya nyamuk DBD. Salah satunya dengan mencegah adanya genang air tempat berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk.

 

BACA JUGA:Getting Ready: LUX Helps Female Ex-Offenders Reintegrate Back to Society

BACA JUGA: Bayi Tanpa Identitas, Ditemukan di Kebun Sawit Seluma! Dititipkan ke RS Bhayangkara

"Jelas penyebab penyebaran DBD kian meluas yakni banyaknya air di rumah masyarakat yang tidak terkuras dengan bersih.

Hal tersebut tentunya akan menjadi tempat perkembangan biakan nyamuk pembawa virus DBD. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan kebersihan lingkungan,"gumam Gusnan.

 

Sementara itu, Kepala Dinkes BS, Didi Ruslan SKM.M.Si menuturkan tingginya kasus positif DBD saat ini banyak masyarakat di desa meminta adanya tindakan fogging atau pengasapan di lingkungan sekitar permukiman. Namun,  fogging bukan lah solusi utama mencegah adanya DBD, karena hanya dapat membunuh nyamuk-nyamuk DBD dewasa. Sedangkan jentik-jentik nyamuk tidak mati oleh asapan yang dikeluarkan oleh mesin fogging.

 

"Fogging memiliki dampak bagi kesehatan, khususnya masyarakat yang menghirup asap. Maka fogging bukan solusi utama untuk mengatasi DBD dengan jangka waktu panjang, karena mencegah DBD harus dilakukan dengan bertahap, salah satunya mencegah perkebang biakan jentik nyamuk. Peduli lingkungan dengan mencegah tempat berkembang biaknya nyamuk lebih baik dari melakukan fogging yang memberikan dampak bagi kesehatan,"demikian Didi.(yes)

 

Sumber: