Jangan Ikuti Program Guru Penggerak, Bahaya !

Jangan Ikuti Program Guru Penggerak, Bahaya !

--

Tidak berhenti sampai disitu, selain berdiferensiasi kita diberi pengalaman tentang pembelajaran sosial emosional, belajar mengembangkan pembelajaran yang berkesadaran penuh dengan teknik STOP pada mainfullnes. 

Kecerdasan emosional diasah di sini, baik guru maupun murid. Lanjut pada materi selanjutnya dibekali kemampuan menjadi coach. Guru dibekali bukan hanya cerdas intelegensinya, tetapi menyentuh sisi emosional dan spiritual.

Model pembelajaran berbasis proyek sangat disarankan diterapkan. namun, bisa juga memodifikasi model atau metode pembelajaran kooperatif sesuai lingkungan sekolah masing-masing. Ini sangat mungkin diimplementasikan di kelas. 

Penting diingat bahwa murid itu semua memiliki keunikan masing-masing, yang sesuai kodratnya. berawal dari proyek  proyek yang mengajarkan tanggung jawab, komitmen menyelesaikan tugas, bekerja keras, mau belajar, menghargai orang lain, mampu beradaptasi, serta mampu bergotong-royong dan bekerjasama, inilah momentum mengasah Soft skill  murid.

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah

Berpikir Berbasis Aset, hal ini sangat memungkinkan lahir seseorang yang memiliki kecendrungan berpikir positif. Bagaimana pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, mengelola sumber daya yang tersedia, serta membuat program yang berdampak pada murid dibungkus di Modul 3. Perubahan cara pandang yang selalu berfokus pada melayani murid, murid, dan murid. Guru dilatih menyelesaikan masalah, sehingga mengambil keputusan dengan win-win solution. 

Output PGP

Program Pendidikan Guru Penggerak menciptakan sebuah lingkungan belajar agar lahir seorang pemimpin dalam pembelajaran. Percaya atau tidak guru adalah seorang pemimpin. Seirama denagn pendapat Prof. Sudarwan Danim dalam bukunya Kepemimpinan Pendidikan, bahwa guru merupakan pemimpin  dalam aktivitas belajar. Guru memiliki energi pengaruh tumbuhnya motivasi, percaya diri, kemandirian belajar, sehingga menjadi pembelajar sepanjang hayat. Hal ini mencirikan adanya sifat kepemimpinan yang dimiliki guru. Karakteristik pribadi seorang guru, juga menjadi sangat berperan dalam tumbuh kembang potensi murid. 

Mendidik adalah memimpin ataupun sebaliknya. Menjadi guru adalah menjadi pemimpin. Guru yang memiliki kualitas pemimpin akan menghasilkan generasi pemimpin, begitu pernyataan Bapak Anies Baswedan pada pengantar buku yang berjudul Guru Juga Manusia. Konsep ini sesuai dengan pemimpin pembelajaran yang ada pada guru penggerak. 

Stop Mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, sebab akan menjadi Ranger yang siap menjadi garda terdepan dalam membangun Sumber Daya Manusia berkualitas. Persiapan benih generasi yang ditempah sekarang akan menjadi pemangku kebijakan/ kepentingan pada 10 sampai 20 tahun kedepan. Pada masa itu adalah masa bonus demografi yang sedang melanda Indonesia. Pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang bijaksana dan dapat mengantarkan keselamatan bangsa ini dengan bahagia.

Lalu bagaimana dengan Anda, apakah tertarik?

Masih ada angkatan ke 10, 11 dan 12 yang akan dibuka pada pendaftaran selanjutnya. Khusus Kabupaten Seluma sudah menamatkan satu angkatan yaitu angkatan keempat yang berjumlah 24 orang guru dari jenjang SD, SMP, dan SMA. Saya alumni angkatan tersebut, oleh karena itu saya sangat merasakan dampak mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Saya lebih percaya diri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik di SMAN 1 Seluma. Bukanlah rahasia umum bahwa penyumbang terbesar pada keberhasilan seseorang ada 80% pada keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill).

Gambaran minimal pelajar Indonesia adalah pelajar yang dikenal dengan istilah PELAJAR PANCASILA. Program ini merupakan  suatu upaya mencapai visi dan misi yang dituangkan dalam Rencana Strategis Kemendikbudristek Tahun 2020-2024, yaitu: Pelajar pancasila merupakan perwujudan Pelajar Indonesia yang memiliki ciri utama beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berkahlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Wajah pelajar yang cantik dan damai menggambarkan Indonesia yang bersinar dan bermartabat. 

Sekali lagi saya sampaikan JANGAN IKUTI PROGRAM GURU PENGGERAK, BAHAYA! Kalau setengah hati.... Pendapat Senge dalam buku Strategic Mindset bahwa bukanlah hanya sebatas keinginan belajar namun harus memiliki kapasitas untuk berubah. Analoginya apabila seorang itu ingin bisa mengemudi mobil, maka dia akan berusaha belajar untuk  bisa mengemudikannya (meningkatkan kapasitas). Lingkungan belajar yang disiapkan Kemendikbudristek, sudah seharusnya disambut gembira oleh para guru. Guru zaman now agar dapat meningkatkan kapasitas pelayanan publik lebih bermutu. Terlebih lagi sebagai insan yang digugus dan ditiru menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Guru dituntut untuk berinovasi di dalam kelas sebagai pemimpin pembelajaran. Setelah secara psikis guru disiapkan melayani murid dan menciptakan budaya positif, barulah hadir polesan pembelajaran yang berpihak pada murid melalui pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional, serta dibekali kemampuan coaching. Gawat! Jika guru-guru berada dalam atmosfer yang sama, atau satu frekuensi maka bisa dipastikan pendidikan di Indonesia lebih berkualitas. (**/krn)

Sumber: