Pembelajaran Mendalam Bukan Kurikulum Baru, Tetapi Pendekatan Pembelajaran

Pembelajaran Mendalam Bukan Kurikulum Baru, Tetapi Pendekatan Pembelajaran

Radarseluma.disway.id - Pembelajaran Mendalam Bukan Kurikulum Baru, Tetapi Pendekatan Pembelajaran Oleh: Dr. ACENG JOYO, M.Pd.--

Oleh: Dr. ACENG JOYO, M.Pd.
Guru SMK Negeri 1 Seluma
Fasilitator Pembelajaran Mendalam KGTK Provinsi Bengkulu

Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Dunia pendidikan di Kabupaten Seluma patut berbangga yang memiliki sosok muda penuh dedikasi seperti Dr. Aceng Joyo, M.Pd.. Lahir di Kelurahan Bunga Mas, 30 Juni 1986, dari pasangan Tausi (Alm) dan Kartini Wati, ia meniti perjalanan pendidikan sejak SDN 93 Seluma, SMPN 2 Seluma (kini SMPN 5), hingga SMA Negeri 1 Seluma.

Perjuangannya tidak berhenti di bangku sekolah menengah. Aceng melanjutkan pendidikan di Universitas Bengkulu, meraih gelar S.Pd. dengan predikat cumlaude (2010), kemudian M.Pd. juga dengan predikat cumlaude, hingga menyelesaikan S3 Ilmu Pendidikan sebagai doktor tercepat dan termuda di kampus tersebut.

Selain sukses dalam akademik, ia juga berkarier sebagai guru SMK Negeri 1 Seluma dan aktif menulis karya ilmiah. Berbagai penghargaan berhasil diraihnya, antara lain:

• Juara II Karya Ilmiah Tingkat Nasional Kemendikbud,

• Guru Berprestasi Kemendikbud Provinsi Bengkulu (2017),

• Guru Berdedikasi dari Bupati Seluma (2021),

• Guru Inspirasi HGN Provinsi Bengkulu (2021).

Dalam kehidupan pribadi, Dr. Aceng Joyo adalah suami dari Nociria Trisna, S.St., M.AP., seorang PNS di Puskesmas Tais, sekaligus ayah dari dua buah hati: Shakila Al Faiha Joyo dan Aidam Malik Joyo.

Dan kali ini Dr Aceng Joyo. M.Pd menulis artikel ilmiah nya terhadap dalam dunia pendidikan yang berjudul "Pembelajaran Mendalam Bukan Kurikulum Baru, Tetapi Pendekatan Pembelajaran" berikut Artikel nya semoga mengapresiasi dan wawasan bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan di Kabupaten Seluma.

A. Pengantar 

Pendidikan di Indonesia terus mengalami transformasi untuk menjawab tantangan zaman. Salah satu pendekatan strategis yang diadopsi dalam Kurikulum Nasional adalah Pembelajaran Mendalam sebuah pendekatan yang bertujuan menciptakan proses belajar yang tidak hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga karakter, keterampilan, dan refleksi kritis. Melalui kerangka kerja sistematis, pendekatan ini membantu peserta didik membangun kompetensi secara menyeluruh demi mencapai profil pelajar Pancasila.
 
B. Pembahasan 
Kerangka kerja pembelajaran mendalam dibentuk dari empat komponen utama, yaitu: dimensi profil lulusan, prinsip pembelajaran, pengalaman belajar, dan struktur kerangka pembelajaran. Empat pilar ini saling berkaitan erat dalam mendesain proses belajar yang mendalam, relevan, dan kontekstual.
 
1. Delapan Dimensi Profil Lulusan
 
Sebagai arah dan tujuan akhir dari proses pendidikan, profil lulusan disusun dalam delapan dimensi yang mencerminkan kualitas pelajar Indonesia masa depan. Pertama, keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, yaitu individu yang spiritual, berakhlak mulia, dan menjalani nilai-nilai religius dalam keseharian. Kedua, kewargaan, yakni peserta didik yang peduli, taat norma sosial, dan siap berkontribusi untuk keberlanjutan masyarakat global.
Selanjutnya adalah penalaran kritis yang mencerminkan kemampuan berpikir logis, analitis, dan reflektif dalam menghadapi berbagai informasi dan persoalan nyata. Kreativitas pun menjadi bagian penting mengembangkan ide-ide orisinal untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusi inovatif. Dimensi lain adalah kolaborasi, kemandirian, kesehatan, serta komunikasi yang seluruhnya membentuk individu yang seimbang secara sosial, emosional, dan intelektual.
 
2. Prinsip Pembelajaran Mendalam
 
Tiga prinsip utama menjadi ciri khas dari pendekatan ini: berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Pembelajaran berkesadaran mendorong siswa fokus, terbuka pada perspektif baru, dan menyadari proses berpikirnya. Prinsip bermakna menciptakan pengalaman belajar yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan nyata, menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman sebelumnya. Sedangkan menggembirakan berarti menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan, penuh tantangan positif, dan berorientasi pada pencapaian keberhasilan yang autentik.
 
3. Pengalaman Belajar: Memahami, Mengaplikasi, Merefleksi
 
Dalam kerangka Pembelajaran Mendalam, pengalaman belajar dirancang untuk melalui tiga tahap: memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Pada tahap memahami, peserta didik aktif membangun pemahaman terhadap konsep-konsep fundamental. Pengetahuan pada tahap ini meliputi pengetahuan esensial (misalnya kosa kata dasar), pengetahuan aplikatif (seperti keterampilan membuat laporan), dan pengetahuan nilai serta karakter (penggunaan bahasa untuk menunjukkan empati dan toleransi).
Desain pembelajaran mendalam tidak bisa dilepaskan dari kerangka sistematik yang mencakup praktik pedagogis yang relevan, kemitraan antara pendidik dan peserta didik, lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan, serta pemanfaatan teknologi digital. Dalam praktiknya, guru tidak lagi menjadi pusat pengetahuan, melainkan fasilitator yang mendampingi siswa dalam eksplorasi pengetahuan secara mandiri dan kolaboratif.
 
 
Untuk memetakan capaian belajar, pendekatan ini juga mengintegrasikan dua taksonomi penting: Taksonomi SOLO dan Taksonomi Bloom. SOLO (Structure of Observed Learning Outcomes) membagi pemahaman peserta didik ke dalam lima level dari  prestructural (belum memahami), unistructural (satu aspek dipahami), multistructural  (beberapa aspek terpisah), relational (pemahaman terintegrasi), hingga extended abstract (mampu mentransfer ide ke konteks baru).
 
Sementara Taksonomi Bloom versi terbaru (Anderson & Krathwohl, 2001) mengelompokkan ranah kognitif dalam enam tingkat, dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Pembelajaran mendalam idealnya mencapai tahap tertinggi, yakni mampu mencipta dan merefleksi berdasarkan pemahaman yang kuat.
 
C. Penutup
Implementasi pembelajaran mendalam tidak hanya sebatas teori dalam dokumen kurikulum, melainkan menuntut transformasi nyata di ruang-ruang kelas. Guru perlu diberi pelatihan yang memadai, akses pada sumber daya pembelajaran yang relevan, serta ruang kolaborasi antarpendidik untuk merancang pengalaman belajar yang berkelanjutan.
Penerapan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan tidak hanya membuat peserta didik merasa nyaman dan tertarik belajar, tetapi juga memastikan bahwa pembelajaran menjadi proses yang utuh: menyentuh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dengan pendekatan Pembelajaran Mendalam yang terstruktur, Indonesia dapat melahirkan generasi pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat, mampu beradaptasi di tengah perubahan, dan siap menjadi bagian dari masyarakat global yang dinamis.
Kerangka kerja Pembelajaran Mendalam menawarkan jawaban atas tantangan pendidikan abad ke-21. Melalui prinsip pembelajaran yang berorientasi pada proses, pengalaman belajar yang terstruktur, serta dukungan kerangka pedagogis yang kokoh, peserta didik diberdayakan untuk tumbuh menjadi pelajar yang mandiri, reflektif, dan bertanggung jawab. Inilah pondasi menuju pendidikan bermutu untuk semua yang sesungguhnya.
 
D. Referensi
Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025: Kurikulum Baru Tekankan Pendekatan Pembelajaran Mendalam di Pendidikan Nasional. Pemerintah resmi menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 13 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 mengenai kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), jenjang pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Salah satu pokok penting dalam regulasi ini adalah diterapkannya pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning approach) sebagai kerangka dasar kurikulum nasional. (djl)

Sumber: