Tragis, Tragedi Kanjuruhan Korban Teridentifikasi Tembus 130 Orang

Tragis, Tragedi Kanjuruhan  Korban Teridentifikasi Tembus 130 Orang

ricuh di lapangan--

 

 

 

JAKARTA, DISWAY.ID - Mengejutkan, tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur melampaui tragedi Hillsborough yang terkenal di seantero dunia.

 

 

Para korban yang berjatuhan akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu 1 Oktober 2022 malam. -Instagram/@hasanjr11-

 

 

 

 

Tragedi ini menelan sedikitnya 130 korban jiwa terjadi pascalaga Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB.

 

Insiden tersebut bermula setelah peluit panjang dibunyikan wasit, terlihat banyak suporter tuan rumah atau Aremania merangsek masuk ke lapangan karena tidak puas dengan kekalahan tim mereka 3-2 dari rival Jawa Timur, Persebaya Surabaya.

 

 

 

Kondisi kian tak terkendali, polisi pun menembakkan gas air mata. Celakanya, arah tembakan tak cuma mengenai mereka yang di lapangan tapi juga yang ada di tribune.

 

Kepanikan pun terjadi hingga banyak korban meninggal karena berdesak-desakan dan terinjak saat berusaha mencari jalan keluar dari stadion.

 

Angka kematian tersebut jelas mengejutkan, pasalnya lebih besar dari tragedi Hillsborough yang juga terjadi di dunia sepakbola.

 

 

Tragedi yang terkenal di seantero dunia itu terjadi di Hillsborough, Inggris pada 15 April 1989.

 

Peristiwa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool, yang bermula dari insiden saling berjejalan di markas Sheffield Wednesday.

 

 

 

 

Imbauan pembatasan penonton

 

Sejak Kamis 29 September 2022, panita pelaksana (panpel) pertandingan antara Arema dan Persebaya sebenarnya sudah mendapatkan imbauan dari kepolisian perihal pembatasan penjualan tiket pertandingan di Stadion Kanjuruhan.

 

 

Berdasarkan surat yang diterbitkan Kepolisian Resor (Polres) Malang bernomor B/2266/IX/Pam.3.3/2022, ada anjuran untuk tidak mencetak tiket melebihi kapasitas stadion.

 

 

 

"Bersama ini kami sampaikan kepada manajemen/panpel Arema FC agar membatasi pencetakan tiket sesuai kapasitas Stadion Kanjuruhan yaitu tiket VVIP 602 lembar, VIP 2.804 lembar, Ekonomi 19.720 lembar dan tiket berdiri 14.928 lembar, dengan total keseluruhan sebanyak 38.054 lembar pada saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya hari Sabtu tanggal 1 Oktober 2022," demikian bunyi kutipan surat yang ditandatangani oleh Kepala Polres Malang, Ajun Komisaris Besar Polisi Ferli Hidayat.

 

Namun faktanya, panpel Arema mencetak 42.000 tiket untuk pertandingan tersebut dan seperti yang diungkapkan oleh Abdul Haris selaku ketua panpel bahwa seluruhnya terjual habis.

 

 

 

"Kami keluarkan 42 ribu tiket di laga Arema melawan Persebaya 1 Oktober 2022 nanti. Cara pembelian tiket bisa secara online, tiket box, mitra kerja dan korwil," katanya pada Senin 26 September 2022 lalu.

 

 

 

 

 

 

Ada Gas Air Mata

 

 

Insiden mengerikan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan terkait penggunaan gas air mata ini bukanlah yang pertama.

 

Pada 15 April 2018, kasus serupa terjadi ketika Arema menjamu Persib Bandung. Saat itu ada satu korban meninggal dunia dan 214 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit.

 

 

Sebenarnya, mengacu pada regulasi FIFA yang tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 poin b, penggunaan gas air mata di dalam stadion memang dilarang.

 

"Senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan," tulis aturan FIFA tersebut.

 

 

 

 

 

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan sudah mengambil langkah akan membentuk tim investigasi atas tragedi tersebut dan mendukung pihak kepolisian untuk mengusut tuntas apa yang menjadi penyebabnya.

 

Selain itu, Iriawan juga mengatakan akan menghentikan gelaran Liga 1 musim ini untuk sementara waktu sampai ada keputusan lebih lanjut.

 

 

"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," ungkapnya melalui rilis yang diterima awak media.

 

 

Staf Khusus Bidang Pengembangan dan Prestasi Olahraga Kemenpora Mahfudin Nigara memberikan acungan jempol untuk Bonek-julukan fans Persebaya Surabaya yang memilih tidak datang ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

 

 

Bonek lebih memilih menonton laga tim kesayangannya Persebaya Surabaya dengan menggelar nonton bareng (Nobar). Ini cara yang patut diacungi jempol, mementingkan keselamatan dibandingkan timbulnya korban jiwa dan luka. 

 

 

"Salut ya buat bonek. Mereka lebih memilih nobar, dibandingkan datang ke Malang saat tim kesayangannya berlaga menghadapi tuan rumah Arema FC," tuturnya, Minggu 10 Oktober 2022. 

 

Sementara itu Menko PMK Muhajir Efendi datang ke Rumah Sakit Kanjuruhan untuk melihat dari dekat penanganan korban tragedi di Stadion Kanjuruhan. 

 

 

 

 

 

Untuk diketahui rumah sakit ini merupakan tipe B, ada keterbatasan dalam penanganan.

 

 

"Sekarang kita fokus dulu ke korban, tanggapi insiden, nanti kita rekonstruksi kejadiannya, nanti polisi yang melakukan investigasi sembari menunggu petunjuk presiden," tuturnya seraya menyampaikan duka cita mendalam.

 

Menpora Zainuddin Amali mengutuk keras terhadap tragedi ini. "Saya sangat prihatin atas kejadian ini. Apalagi lantaran tidak terima timnya kalah, Ini olah raga itu ada yang menang dan kalah ya harus belajar menerima kekalahan," tandasnya.

 

 

"Saya prihatin dan menyesalkan, apalagi korbannya banya. Ini pelajaran bagi kita untuk tidak terulang lagi di mana saja. Saya minta PSSI dan LIB untuk segera melakukan investigasi," paparnya. 

 

Namun beredar kabar korban meninggal menembus 153 orang. Rincian jumlah ini beredar di group telegram PSSI, Minggu pagi 2 Oktober 2022.

 

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri.

 

Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri.Sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

 

 

Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.

 

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

 

 

Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. "Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.

 

 

 

Ditambahkannya laga di Stadion Kanjuruhan berjalan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa. 

 

Kekecewaan ini yang memantik mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

 

 

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

 

 

Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

 

Disinggung soal penembakan gas air mata dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan bertindak anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

 

 

"Terjadi penumpukan penonton, maka terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.

 

Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

 

 

"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.

 

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. Ini merupakan pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.

 

Sumber: