Aplikasi MyPertamina Dikeluhkan Masyarakat

 Aplikasi MyPertamina Dikeluhkan Masyarakat

spbu Tais--

 

TAIS - Penerapan aplikasi MyPertamina yang diterapkan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pada saat ini. Banyak dikeluhkan oleh masyarakat Kabupaten Seluma. Hal tersebut lantaran menurut masyarakat, jika penerapan aturan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU yang menggunakan QR Code dari aplikasi MyPertamina menjadi salah satu penyebab terjadinya antrian panjang. Lantaran warga harus menggunakan QR Code dari aplikasi MyPertamina. Terlebih lagi untuk jaringan internet di Kabupaten Seluma kerap terjadinya gangguan, sehingga sempat berhenti dan harus mengulang berkali-kali karena jaringan internet (lost signal).

"Sudah satu jam lebih ngantri. Gak enak, sangat lambat. Seharusnya jangan seperti ini. Seharusnya dipercepat jangan diperlambat gini. Lebih menyusahkan, kalau menurut saja kurang setuju dengan adanya aplikasi MyPertamina ini. Karena bukan memudahkan malah menyusahkan masyarakat," sampai Berli salah satu warga yang saat itu sedang mengantri.

Pemandangan antrian terlihat hampir setiap hari terjadi di setiap SPBU yang ada di Kabupaten Seluma. Terlihat sejumlah kendaraan harus mengantre lama untuk menunggu giliran mengisi BBM di seluruh SPBU di Kabupaten Seluma. Para pemilik kendaraan mengaku terpaksa harus menunggu lama, lantaran proses pengisian BBM menggunakan QR Code berulang kali terhenti, karena jaringan internet (lost signal). Masyarakat pun mengharapkan dan meminta kepada pemerintah. Agar dalam pengisian BBM dilakukan seperti sebelumnya, tanpa penerapan aplikasi MyPertamina yang dituding menghambat proses pengisian BBM.

"Aplikasi apa itu malah buat sengsara masyarakat. Mana pada saat ini BBM sudah mahal, lambat pula setiap hari harus antrean panjang. Kalau kita mau bandingkan dengan sebelumnya, lebih baik kembali dengan cara seperti dulu. Tanpa mengunakan aplikasi," ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Minin (45) warga Desa Talang Prapat, Kecamatan Seluma Barat. Dirinya menilai jika pemerintah harusnya membuat kebijakan yang tidak membuat masyarakat semakin terganggu. Menurutnya, penggunaan sistem QR Code MyPertamina dalam proses pengisian BBM bukannya memudahkan, justru menghambat aktivitas.

"Pemerintah harusnya ada langkah jitu yang bisa ditempuh agar lebih cepat pengisian BBM. Paling tidak ada terobosan yang bisa dilakukan. Sehingga kita pelanggan tidak terhambat seperti sekarang, karena lama menunggu antrean. Inilah yang dapat menimbulkan antrian panjang yang terjadi pada saat ini," terangnya.

Dirinya juga menambahkan, dengan adanya penerapan aplikasi MyPertamina pada saat ini, juga terdampak dengan eceran-eceran di desa pelosok yang pada saat ini tak ada lagi. Masyarakat pedalaman banyak kebingungan dengan kondisi BBM yang saat ini mengalami kenaikan, serta kelangkaan. "Kalau menggunakan peraturan seperti ini sulit. Karena kenapa, eceran dipelosok-pelosok tidak ada. Kalau pemerintah masih tetap menerapkan peraturan seperti ini jelas menyulitkan kami. Kalau tidak, tmbah lagi SPBU di Seluma ini," pungkasnya.(ctr)

Sumber: