Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Aliansi Intelijen Global

Rabu 29-10-2025,08:03 WIB
Reporter : Jeffri Ginting
Editor : Jeffri Ginting

Kerja sama ini perlu diimbangi dengan upaya standardisasi protokol keamanan komunikasi dan prosedur koordinasi operasional, agar setiap negara anggota memiliki acuan yang seragam dalam mendeteksi, merespons, dan menanggulangi serangan siber. Indonesia dapat mengambil peran utama dalam merumuskan standar tersebut, dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip kedaulatan digital dan non-intervensi yang menjadi fondasi hubungan antarnegara di kawasan.

Namun, peluang besar ini juga datang dengan tantangan serius. Indonesia harus memastikan bahwa partisipasinya dalam kerja sama keamanan siber tidak menempatkan negara pada posisi pasif sebagai penerima teknologi dan informasi semata. Diperlukan kebijakan yang matang, independen, dan berorientasi jangka panjang agar Indonesia dapat berkontribusi secara strategis dalam proses pengambilan keputusan dan arah kebijakan keamanan regional. Dalam hal ini, pembangunan sistem peringatan dini nasional, penguatan infrastruktur komunikasi yang aman, serta pengembangan kapasitas analisis intelijen digital merupakan langkah fundamental yang tidak dapat ditunda.

 

Kesimpulan

 

BACA JUGA:Industri Spirulina Tiongkok Perluas Pemasaran, Promosikan Manfaat Kesehatan dan Nutrisi

Kesiapan Indonesia menghadapi aliansi intelijen global bukan hanya soal keamanan nasional, tetapi juga posisi strategis negara dalam peta kekuatan geopolitik digital. Mengandalkan diplomasi intelijen, membangun kemitraan regional yang berimbang, dan memperkuat kapasitas nasional adalah syarat utama agar Indonesia tidak tertinggal dalam era perang informasi.

Jika langkah-langkah ini terlaksana, Indonesia tidak hanya akan mampu mempertahankan kedaulatan digitalnya, tetapi juga menjadi aktor regional yang mampu mempengaruhi arah kebijakan keamanan di Asia Tenggara. Studi kasus dan pengalaman negara lain menunjukkan bahwa ketidaksiapan di ranah intelijen digital akan menempatkan negara pada posisi rawan dalam persaingan geopolitik modern.

 

Refrensi

 

Batley, James, and Anna Powles. Mapping Security Cooperation in the Pacific Islands. n.d.

Gani, Taufiq A. Kedaulatan Data Digital Untuk Integritas Bangsa. Syiah Kuala University Press, 2023.

Keohane, Robert O. Alliances, Threats, and the Uses of Neorealism. JSTOR, 1988.

Lawrence Fox, MBA. Effects of the Public Disclosure of the NSA RAMPART-A Program: A Review of the Leaked Documents. n.d.

Miller, Seumas, and Patrick Walsh. “The NSA Leaks, Edward Snowden, and the Ethics and Accountability of Intelligence Collection.” In Ethics and the Future of Spying, 193–204. Routledge, 2016.

Mudra, Cakra, and Fragmadio Gana Prasidya. “Cybersecurity Dan Tata Kelola Intelijen.” Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional 7, no. 1 (2024): 2.

Nugraha, Y. The Future of Cyber Security Capacity in Indonesia. 2016.

Pierucci, Federico. “Sovereignty in the Digital Era: Rethinking Territoriality and Governance in Cyberspace.” Digital Society 4, no. 1 (2025): 1–19.

Walsh, Patrick F, and Seumas Miller. “Rethinking ‘Five Eyes’ Security Intelligence Collection Policies and Practice Post Snowden.” Intelligence and National Security 31, no. 3 (2016): 345–68.

Kategori :