Herman juga menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar tambang, terutama dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. Ia mencontohkan, anak-anak dari wilayah lingkar tambang akan diberikan beasiswa agar bisa berperan dalam pengembangan sektor pertambangan di masa depan.
“Cita-cita kami ke depan, anak-anak di sekitar lingkar tambang akan kami sekolahkan. Kami ingin mereka punya peran penting dalam dunia pertambangan,” ujarnya.
Selain itu, Herman menegaskan bahwa PT ESDMu tidak akan merekrut tenaga kerja asing (TKA). Sebaliknya, perusahaan akan memprioritaskan tenaga kerja lokal dengan target melibatkan sekitar 3.000 masyarakat lingkar tambang di Kabupaten Seluma.
BACA JUGA:Idonesia Melaju ke Final Kejuaraan Dunia Junior 2025
BACA JUGA:Toyota Hilux Desain Mewah dan Berkelas dengan Mesin Double Cabin Tangguh di Segala Medan
“Kami pastikan tidak akan merekrut tenaga kerja asing. Kami lebih mengutamakan tenaga kerja lokal karena ini tentang kemandirian daerah,” tegasnya.
Di sisi lain, akademisi dari Fakultas Kehutanan Universitas Bengkulu, Dr. Gunggung Senoaji, menyampaikan pandangannya terkait rencana tambang emas tersebut. Ia tidak menolak sepenuhnya aktivitas pertambangan, namun memberikan syarat agar dilakukan dengan metode underground mining (tambang bawah tanah).
“Saya menolak jika tambang dilakukan dengan sistem open pit (terbuka). Tapi jika dilakukan secara underground, tidak masalah, asalkan status hutannya dikembalikan menjadi kawasan hutan lindung. Hal ini penting agar ekologi dan fungsi hutan di atasnya tetap terjaga,” jelasnya.
Menurut Gunggung, aspek lingkungan dan konservasi harus tetap menjadi perhatian utama agar dampak jangka panjang dari aktivitas tambang tidak merusak keseimbangan alam di Kabupaten Seluma. (ndo)