"Longsor ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Anak-anak tidak bisa berangkat ke sekolah dan kegiatan ekonomi masyarakat juga terhambat karena jalan utama yang biasa digunakan tertutup total," ujarnya.
Menurut laporan dari lapangan, longsor dipicu oleh pergerakan tanah akibat curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir. Retakan tanah yang muncul sebelumnya tidak disadari sebagai tanda awal bencana, hingga akhirnya longsor terjadi pada tengah malam.
Musibah bencana tanah longsor ini merupakan fenomena alam yang sering terjadi di wilayah perbukitan, terutama saat musim hujan. Oleh karena itu. Kapolsek SA mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap gejala-gejala awal tanah longsor. Seperti munculnya retakan tanah, pohon miring atau suara gemuruh dari dalam tanah.
"Salah satu langkah mitigasi penting adalah meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat. Kami juga mendorong pemerintah daerah untuk segera melakukan kajian dan penanganan terhadap daerah-daerah rawan longsor di wilayah ini," tambahnya.
Sementara itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seluma saat ini telah dihubungkan oleh pihak pemerintah desa. Hanya saja, pihak BPBD Kabupaten Seluma belum adanya respon cepat di dalam menangani musibah longsor.
BACA JUGA:Listing di Indodax, Defi App (HOME) Sudah Bisa Transaksi
BACA JUGA:SEC Setujui ETF XRP, DOGE, BONK! Telah Resmi Diluncurkan Jumat
Situasi di Desa Talang Durian saat ini masih dalam penanganan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika terjadi potensi bencana lanjutan.
"Untuk saat ini kondisi akses jalan sudah dapat dilalui kendaraan roda dua. Untuk kendaraan roda empat belum dapat melintasi akses jalan, karena akses jalan masih tertutup tanah longsor. Kami masih terus berusaha melakukan gotong royong membersihkan tanah dengan alat seadanya," pungkas Kapolsek.(ctr)