"Hijrah Bukan Sekadar Pindah Tempat"
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Ketika kita mendengar kata “hijrah”, pikiran sebagian besar umat Islam langsung tertuju pada peristiwa monumental perpindahan Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Padahal, hakikat hijrah jauh melampaui sekadar perpindahan fisik. Hijrah sejati adalah transformasi batin, sebuah perpindahan dari kegelapan menuju cahaya, dari dosa menuju taubat, dari kelalaian menuju kesadaran, dan dari dunia menuju Allah SWT. Hijrah dalam hati adalah gerakan yang paling sunyi namun paling berarti. Tidak banyak yang tahu kapan ia dimulai, tetapi buahnya akan tampak dalam ucapan dan perbuatan. Ia adalah perjalanan menuju kebaikan yang sejati, yang tidak mengenal batas usia, status, atau masa lalu. Dalam Islam, perubahan ke arah lebih baik merupakan tanda dari iman yang hidup dan hati yang terus mencari keridhaan Ilahi. Makna Hijrah dalam Islam Secara bahasa, hijrah berarti berpindah atau meninggalkan. Dalam konteks syariat, hijrah memiliki dua makna: 1. Hijrah lahiriah (fisik), yaitu berpindah dari suatu tempat ke tempat lain demi menyelamatkan agama. 2. Hijrah batiniah (maknawi), yaitu berpindah dari maksiat menuju ketaatan, dari kesesatan menuju petunjuk. Rasulullah SAW bersabda: وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ Artinya: "Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah." (HR. Bukhari no. 10) Hadis ini menekankan bahwa hijrah tidak hanya berlaku pada zaman Nabi, tetapi berlaku sepanjang zaman. Setiap Muslim dituntut untuk senantiasa memperbaiki diri, meninggalkan dosa dan kemaksiatan, serta mendekat kepada Allah SWT. BACA JUGA:Sedekah Diam-Diam: Amal Tersembunyi yang Dicintai Allah SWT Dalil Al-Qur’an tentang Hijrah Hati dan Perubahan Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra’d: 11) Ayat ini menegaskan bahwa perubahan sejati bermula dari dalam diri. Hijrah hati menjadi syarat bagi Allah untuk mengangkat derajat seseorang atau suatu kaum. Ini adalah panggilan untuk melakukan introspeksi, membersihkan hati dari penyakit seperti iri, dengki, riya’, dan cinta dunia yang berlebihan. Tanda-Tanda Hijrah dalam Hati Hijrah dalam hati tidak selalu tampak mencolok. Namun, ada tanda-tanda yang menunjukkan seseorang sedang menempuh jalan hijrah spiritual: 1. Meningkatnya kesadaran akan dosa-dosa kecil maupun besar. 2. Hati mudah tersentuh ketika mendengar ayat-ayat Allah. 3. Adanya rasa takut akan akhirat dan kematian. 4. Timbulnya keinginan kuat untuk memperbaiki amal ibadah. 5. enjauhi pergaulan buruk dan mendekat pada lingkungan yang positif. Rasulullah SAW bersabda: أَلَا إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ Artinya: "Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh jasad. Dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim) BACA JUGA:Ikhlas Memberi Meski Sedikit: Nilai Amal Dilihat dari Hati, Bukan Jumlahnya Hijrah dan Tantangan Hati Perjalanan hijrah tidak pernah mudah. Bahkan, hijrah dalam hati lebih sulit dari sekadar berpindah tempat, karena harus melawan hawa nafsu, membuang kebiasaan buruk, dan menanamkan keikhlasan. Banyak yang gagal karena tidak sabar dan tidak konsisten. Oleh karena itu, penting untuk senantiasa memohon kekuatan dari Allah: رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا. Artinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau palingkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk kepada kami." (QS. Ali ‘Imran: 8) Langkah-langkah Praktis Hijrah Hati1.Taubat nasuha: Memohon ampun kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan niat tidak mengulangi dosa.
2.Perbanyak dzikir dan tilawah Al-Qur’an: Ini akan melembutkan hati dan mendekatkannya pada Allah.
3.Meninggalkan teman-teman buruk: Hijrah batin membutuhkan lingkungan yang mendukung perubahan.
4.Rajin menghadiri majelis ilmu dan kajian: Ilmu adalah cahaya yang membimbing hati.
5.Menjaga ibadah wajib dan memperbanyak ibadah sunnah: Inilah bahan bakar dalam perjalanan hijrah hati.
Hijrah Adalah Bukti Cinta kepada Allah
Hijrah dalam hati adalah perjalanan cinta. Siapa pun yang berani memulainya, berarti ia telah menunjukkan cinta sejatinya kepada Allah. Tidak peduli seburuk apa masa lalu kita, selalu ada pintu hijrah yang terbuka lebar. Yang dibutuhkan hanyalah niat, tekad, dan keteguhan dalam melangkah.
Allah SWT berjanji dalam firman-Nya: وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا Artinya: "Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (berjuang) di jalan Kami, pasti Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." (QS. Al-‘Ankabut: 69) Jangan Malu untuk Memulai Hijrah adalah hak setiap insan. Jangan malu untuk berubah. Jangan takut pada celaan manusia. Pandangan Allah lebih utama daripada penilaian makhluk. Saat hati mulai bergerak menuju Allah, maka seluruh alam akan menyambut dengan karunia dan rahmat-Nya. Ingatlah, setiap langkah kecil dalam hijrah hati adalah bukti bahwa Allah masih menyayangi kita. Mari kita mulai hijrah dalam hati, bukan hanya di awal tahun Hijriyah, tetapi setiap hari, setiap waktu, hingga akhir hayat. (djl)