Reporter: Juli Irawan
"Cahaya di Tengah Kegelapan Umat" Radarseluma.diswsy.id - Dalam sejarah Islam, terdapat sekelompok manusia pilihan yang mendapat pujian langsung dari Allah SWT, baik dalam Al-Qur'an maupun melalui lisan Nabi Muhammad SAW. Mereka adalah Ahlul Kisa, keluarga suci yang terdiri dari Nabi Muhammad SAW, Sayyidah Fatimah Az-Zahra, Ali bin Abi Thalib, Hasan, dan Husain radhiyallahu ‘anhum. Keteladanan mereka tidak hanya termaktub dalam sejarah, tetapi juga diabadikan dalam ayat-ayat suci Al-Qur'an, termasuk di antaranya dalam Surat Al-Insan (Surat ke-76). Kisah Ahlul Kisa yang agung ini menjadi teladan bagi umat manusia tentang keikhlasan, pengorbanan, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah. Surat Al-Insan sendiri menjadi salah satu bentuk pengagungan terhadap akhlak mereka, yang memperlihatkan nilai-nilai luhur dalam bentuk tindakan nyata. BACA JUGA:Akhir Tahun Hijriyah: Momen Muhasabah, Ampunan, dan Harapan Baru Siapa Ahlul Kisa dan Mengapa Mereka Dimuliakan? Ahlul Kisa (أهل الكساء) secara harfiah berarti "Orang-orang di bawah selimut." Mereka disebutkan dalam hadits yang masyhur sebagai penghuni selimut bersama Rasulullah SAW. Hadits Kisah Ahlul Kisa: عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةً وَعَلَيْهِ مِرْطٌ مُرَحَّلٌ مِنْ شَعَرٍ، فَجَاءَ الْحَسَنُ فَأَدْخَلَهُ، ثُمَّ جَاءَ الْحُسَيْنُ فَدَخَلَ مَعَهُ، ثُمَّ جَاءَتْ فَاطِمَةُ فَأَدْخَلَهَا، ثُمَّ جَاءَ عَلِيٌّ فَأَدْخَلَهُ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا Artinya:Dari Aisyah RA, ia berkata: "Suatu pagi Nabi SAW keluar dengan selimut dari bulu hitam, lalu datang Hasan, beliau memasukkannya (ke dalam selimut), kemudian datang Husain, beliau memasukkannya, lalu datang Fatimah, beliau memasukkannya, kemudian datang Ali, beliau juga memasukkannya, lalu Nabi bersabda: 'Ya Allah, sesungguhnya mereka adalah Ahlul Baitku, hilangkanlah dari mereka kotoran dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya.'"
(HR. Muslim No. 2424) Ayat yang dibaca Nabi SAW ini adalah bagian dari: Surat Al-Ahzab ayat 33: إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا Artinya: “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” Ayat ini menjadi landasan kemuliaan mereka di mata Allah SWT. Para ulama, baik Sunni maupun Syiah, mengakui keutamaan Ahlul Kisa sebagai simbol kemurnian, kesucian, dan keteladanan dalam kehidupan beragama. Surat Al-Insan dan Keikhlasan Ahlul Kisa Surat Al-Insan secara khusus menyoroti tindakan mulia Ahlul Kisa yang memberikan makanan kepada fakir miskin, anak yatim, dan tawanan, meski mereka sendiri dalam keadaan sangat lapar setelah bernazar berpuasa tiga hari. Surat Al-Insan ayat 8-9: وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا ﴿٨﴾ إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلَا شُكُورًا ﴿٩﴾ Artinya:
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah karena mengharap wajah Allah. Kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula ucapan terima kasih."
(QS. Al-Insan: 8–9) Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa ketika Sayyidina Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain berpuasa karena nazar, dan ketika hendak berbuka, datang tiga tamu berturut-turut selama tiga hari: fakir miskin, anak yatim, dan tawanan. Mereka memberikan makanan berbuka mereka kepada tamu tersebut dan hanya minum air putih. Tindakan ini adalah puncak keikhlasan dan bentuk pengorbanan yang luar biasa—sebuah keteladanan yang diabadikan Allah dalam wahyu-Nya. BACA JUGA:Amalan Sunnah yang Dianjurkan di Penghujung Bulan Haram: Meraih Keberkahan di Akhir Waktu Hikmah dan Keteladanan dari Ahlul Kisa dan Surat Al-Insan Dari kisah ini, umat Islam dapat mengambil banyak pelajaran: 1. Keikhlasan beramal hanya karena Allah – Mereka tidak berharap pujian atau balasan duniawi. 2. Kesabaran dan pengorbanan dalam ibadah – Meski lapar, mereka tetap mendahulukan orang lain. 3. Pentingnya mencintai Ahlul Bait – Rasulullah SAW bersabda: حُبِّي أَهْلَ بَيْتِي وَسُنَّتِي فَمَنْ أَحَبَّهُمْ فَقَدْ أَحَبَّنِي Artinya: "Cintailah Ahlul Baitku dan sunnahku, barang siapa mencintai mereka, berarti dia mencintaiku." (HR. Tirmidzi, Shahih) 4. Menghidupkan nilai-nilai Surat Al-Insan – Sebagai cerminan akhlak mulia dan ibadah sosial. Meneladani Keluarga yang Disucikan Kisah Ahlul Kisa bukan hanya menjadi kebanggaan sejarah Islam, melainkan juga pelajaran hidup sepanjang zaman. Keikhlasan mereka dalam Surat Al-Insan dan kemuliaan yang mereka raih menjadi bukti bahwa amal yang dilandasi keimanan dan keikhlasan akan selalu ditinggikan oleh Allah. Mereka adalah lentera dalam kegelapan, panutan dalam akhlak, dan simbol kesucian dalam rumah tangga Islami. Semoga kita mampu mencintai mereka sebagaimana Nabi Muhammad SAW memerintahkan, serta mengikuti jejak keimanan mereka dalam kehidupan sehari-hari. (djl)