Radarseluma.disway - Dalam kehidupan sehari-hari, Manusia sering menghadapi berbagai situasi yang dapat memancing emosi, baik itu amarah, kesedihan, atau kekecewaan, di antara sifat yang dianjurkan dalam Islam adalah mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain. Sifat ini bukan hanya mencerminkan kebesaran hati seseorang tetapi juga menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT dan mengikuti ajaran Rasulullah SAW.
Menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain bukanlah perkara yang mudah, tetapi memiliki keutamaan yang besar dalam Islam. Kedua hal ini merupakan bagian dari akhlak mulia yang dapat menjaga hubungan baik antar sesama, mempererat persaudaraan, dan membawa ketenangan hati. Islam mengajarkan bahwa orang yang mampu mengendalikan emosinya lebih kuat daripada orang yang hanya mengandalkan kekuatan fisiknya.
BACA JUGA:Ikhlas Dalam Beribadah Adalah Kunci Diterimanya Amal Shalih Kita
Allah SWT dan Rasul-Nya SAW telah menekankan pentingnya menahan amarah dan memberi maaf dalam berbagai ayat Al-Qur'an dan Hadits. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini kita akan menguraikan secara luas mengenai keutamaan menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain, serta dalil-dalil yang mendukungnya.
"Menahan Amarah dalam Islam"
Definisi Amarah
Amarah adalah perasaan emosi yang muncul ketika seseorang merasa disakiti, dihina, atau mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya. Dalam Islam, amarah dikategorikan menjadi dua jenis:
Amarah yang Terkendali – Amarah yang digunakan untuk membela kebenaran dan keadilan. Misalnya, marah ketika melihat kemaksiatan atau ketidakadilan.
Amarah yang Tidak Terkendali – Amarah yang muncul karena hawa nafsu dan menyebabkan seseorang berbuat zalim atau berkata kasar.
Menahan amarah berarti tidak langsung bereaksi secara emosional terhadap sesuatu yang menjengkelkan, tetapi berusaha untuk bersabar dan tidak melakukan tindakan yang merugikan.
BACA JUGA:Al-Qur’an Sebagai Syafaat di Hari Kiamat..?? Ini Cara Mendapatkan Nya
"Dalil Al-Qur’an tentang Menahan Amarah"
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 134 berbunyi:
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: "Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Ali 'Imran: 134)
Ayat ini menunjukkan bahwa menahan amarah dan memberi maaf adalah bagian dari sifat orang yang bertakwa. Allah SWT juga menegaskan bahwa Dia mencintai orang-orang yang memiliki akhlak mulia seperti ini.
"Hadits tentang Keutamaan Menahan Amarah"
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim berbunyi:
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Artinya: "Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah." (HR. Bukhari No. 6114, Muslim No. 2609)
Hadits ini menegaskan bahwa kekuatan sejati bukanlah terletak pada kekuatan fisik, tetapi pada kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosinya.
"Memaafkan Kesalahan Orang Lain dalam Islam"
* Pentingnya Memaafkan
Memaafkan berarti menghapus kebencian dan dendam terhadap orang yang telah berbuat salah kepada kita. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk mudah memaafkan, karena sifat ini mendatangkan ketenangan hati dan keberkahan dari Allah SWT.
Dalil Al-Qur’an tentang Memaafkan
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Asy-Syura ayat 40 berbunyi:
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ
Artinya: "Barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya ada di sisi Allah." (QS. Asy-Syura: 40)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan memberikan balasan yang besar bagi mereka yang bersedia memaafkan dan memperbaiki hubungan dengan sesama.
BACA JUGA:Ramadhan: Bulan Dimana Diturunkannya Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup
"Hadits tentang Keutamaan Memaafkan"
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim berbunyi:
مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ
Artinya: "Barang siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi (oleh Allah)." (HR. Bukhari No. 6013, Muslim No. 2319)
Hadits ini mengajarkan bahwa memaafkan adalah bentuk kasih sayang, dan siapa yang memiliki sifat ini akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
"Keutamaan Menahan Amarah dan Memaafkan dalam Kehidupan"
Mendapatkan Cinta Allah – Orang yang menahan amarah dan memberi maaf akan dicintai oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam QS. Ali 'Imran: 134.
Menjaga Hubungan Baik – Dengan memberi maaf, kita bisa memperbaiki hubungan yang renggang dan menghindari permusuhan.
Hati Menjadi Tenang - Memaafkan membuat hati lebih lapang, mengurangi beban pikiran, dan menjauhkan diri dari stres serta penyakit hati.
Menjadi Lebih Mulia
Rasulullah SAW bersabda
"Tidaklah seseorang memaafkan kesalahan orang lain, kecuali Allah akan menambah kemuliaan baginya." (HR. Muslim No. 2588)
Meneladani Akhlak Nabi – Rasulullah SAW adalah sosok yang paling pemaaf, bahkan kepada orang-orang yang pernah menyakitinya.
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain adalah bagian dari akhlak yang sangat dianjurkan dalam Islam. Sifat ini menunjukkan ketakwaan seseorang dan mendatangkan berbagai kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Allah SWT mencintai orang-orang yang mampu menahan amarahnya dan memberi maaf, sebagaimana disebutkan dalam QS. Ali 'Imran: 134.