BACA JUGA: Banding Jaksa Diterima Hakim, 3 Terdakwa Sekwan Seluma Harus Bayar Uang Pengganti
BACA JUGA: Para Kades Tak Kunjung Dikukuhkan, Ketua APDESI Seluma Sambangi Pemda Seluma
Nyiayu Chairunnikma, Head of Marketing Semen Merah Putih, menegaskan pentingnya kolaborasi multi-helix yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, industri, dan asosiasi, dalam upaya meningkatkan jumlah tenaga kerja konstruksi bersertifikasi.
“Sertifikasi yang kami adakan bukanlah sekedar formalitas. Ini adalah jaminan bahwa setiap pekerja telah memiliki kompetensi yang diakui sesuai standar nasional. Di Semen Merah Putih, kami tidak hanya fokus pada penyediaan material berkualitas, tetapi juga memastikan bahwa tenaga kerja konstruksi memiliki keahlian yang relevan.” jelasnya
Sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan literasi dan kompetensi pekerja konstruksi, Semen Merah Putih mengembangkan program Mandor Pintar Institute (MPI). Program ini dirancang khusus untuk memberikan pelatihan dan sertifikasi bagi pekerja konstruksi dari jenjang 1 hingga 6, mencakup keterampilan dasar hingga keahlian teknis lanjutan. MPI telah berhasil mensertifikasi ratusan pekerja di berbagai wilayah di Jawa, termasuk Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur, dengan tujuan memperkuat kualitas tenaga kerja konstruksi nasional.
BACA JUGA:5 Hero Mage Rekomendasi yang Sakit Saat Eraly Game! Cocok Untuk Rusuh Musuh
Semen Merah Putih juga sudah berkolaborasi dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah III (BJKW3) serta GAPENSI, untuk mempercepat peningkatan jumlah tenaga kerja bersertifikasi sesuai amanat PP No. 62 Tahun 2020. Kolaborasi ini bertujuan memenuhi kebutuhan tenaga kerja bersertifikasi di proyek-proyek infrastruktur pemerintah dan swasta. Kerja sama ini menjadi penting mengingat tingginya permintaan tenaga kerja bersertifikasi di sektor swasta, termasuk perumahan dan proyek infrastruktur lainnya yang berkembang pesat.
Selain memberikan sertifikasi, program MPI juga berfokus pada edukasi tentang cara aplikasi yang tepat kepada para pekerja konstruksi. Edukasi ini mencakup teknik aplikasi yang benar untuk struktur dan dinding bangunan sesuai standar SKKNI Bangunan Gedung yang dicanangkan oleh PUPR, dibandingkan dengan kebiasaan dan parameter dari pekerja konstruksi Indonesia saat ini yang beragam. Misalnya, perbedaan dalam cara pencampuran dan pengadukan yang benar, teknik dan cara pengaplikasian plester dan acian yang benar, sehingga hasil akhirnya memenuhi standar yang telah ditentukan, dan menciptakan bangunan yang lebih berkualitas.
BACA JUGA:Belum Ada Tawaran Menteri, Sandiaga Mulai Kosongkan Rumah Dinas
BACA JUGA:100 Linmas Se Kabupaten Seluma, Apel Siaga Di Bengkulu Selatan
“Pekerja konstruksi di proyek IKN masih banyak yang berasal dari pulau jawa, hal itu yang mendasari kami untuk mulai program MPI dari pulau Jawa, namun berikutnya, program MPI akan berlanjut ke Kalimantan dan Sumatera. Ini adalah upaya kami untuk memastikan proyek strategis nasional, termasuk salah satunya IKN, dapat dibangun dengan kualitas terbaik. Harapan kami, dengan adanya pelatihan dan sertifikasi, tidak hanya melahirkan tenaga kerja yang kompeten, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan dan daya saing mereka di pasar kerja” imbuh Ayu.